Lifestyle
Viral Grup Fantasi Sedarah di Facebook: Mengungkap Fakta Kelam Kekerasan Seksual dalam Keluarga
JAKARTA, KUCANTIK.COM - Di tengah riuhnya pemberitaan tentang grup Facebook Fantasi Sedarah dan Suka Duka, ada kenyataan yang jauh lebih menyakitkan yakni para korban kekerasan seksual dalam keluarga, yang seringkali tidak bersuara karena tekanan, rasa malu, dan ketakutan.
Grup ini berisi konten seksual yang mengerikan, bukan hanya karena mengandung inses, tetapi karena banyak korban dalam unggahan itu adalah anak-anak yang tak mampu membela diri.
Salah satu unggahan bahkan menunjukkan seorang ayah memposting foto anak kandung dengan narasi seksual yang menjijikkan.
Ini bukan hanya kelainan perilaku, tapi bentuk nyata kekerasan seksual yang mengoyak masa depan anak-anak.
Rifka Annisa Women Crisis Center menyoroti fenomena yang mencerminkan realitas menyedihkan, rumah, yang seharusnya jadi tempat paling aman, justru menjadi ruang penuh ancaman bagi sebagian orang.
Data mereka sepanjang 2024 menunjukkan 78 persen pelaku kekerasan seksual berasal dari keluarga atau pasangan korban sendiri.
Para pelaku sering menggunakan kedekatan emosional dan relasi kuasa sebagai orang tua, pasangan, atau saudara untuk menekan dan membungkam korban. Mereka memanipulasi, mengancam, dan mengontrol, membuat korban merasa tak punya pilihan selain diam.
Netizen yang menemukan grup ini langsung bersuara dan meminta semua orang untuk melaporkan. Tapi lebih dari sekadar menutup grup, masyarakat kini ditantang untuk melihat lebih dalam, di balik layar ada anak-anak yang perlu perlindungan nyata, bukan sekadar empati sesaat.
Selanjutnya, Rifka dan berbagai aktivis lain juga menyerukan agar semua platform digital, termasuk Facebook, bertanggung jawab menjaga ruang aman untuk semua.
Bukan hanya menunggu viral, tapi aktif menciptakan sistem pelaporan yang melindungi korban dan memberi ruang keadilan.
Saat ini, suara kita bisa jadi pelindung mereka. Melapor bukan sekadar aksi digital, tapi itu menjadi bentuk keberpihakan terhadap mereka yang selama ini tak terdengar.