Entertainment

Senin, 30 Jun 2025, 10:35 WIB

Didepak dari Miss Indonesia 2025 Usai Kibarkan Bendera Israel, Merince Kogoya Tuai Kritikan Netizen Hingga Kena Rasis

Didepak dari Miss Indonesia 2025 Usai Kibarkan Bendera Israel, Merince Kogoya Tuai Kritikan Netizen Hingga Kena Rasis

Doc: kogoya_merry

JAKARTA, KUCANTIK.COM - Finalis Miss Indonesia 2025 dari Papua Pegunungan, Merince Kogoya, resmi dicoret dari daftar peserta ajang kecantikan nasional tersebut.

Keputusan ini diambil setelah beredarnya sebuah video kontroversial yang memperlihatkan dirinya mengibarkan bendera Israel di Papua. Aksi tersebut memicu gelombang kecaman dari publik, terutama di tengah situasi konflik berkepanjangan antara Israel dan Palestina.

Video Kontroversial: Merince Kogoya Kibarkan Bendera Israel

Dalam video yang viral di berbagai platform media sosial, Merince terlihat mengibarkan bendera Israel di sebuah area terbuka di Papua, didampingi beberapa orang lain.

Tidak hanya itu, ia juga tampak menari sambil membawa bendera tersebut, disertai seruan dukungan terhadap Israel.

Video itu sebelumnya diunggah langsung oleh Merince melalui akun media sosial pribadinya. Dalam narasi unggahannya, ia menuliskan kalimat bernada religius yang berbunyi: “Setia bagi YERUSALEM, berdiri bagi ISRAEL.”

Aksi ini langsung menuai kontroversi luas, khususnya di kalangan pecinta kontes kecantikan Indonesia atau pageant lovers. Banyak netizen yang mengecam perbuatan tersebut sebagai bentuk dukungan terhadap agresi Israel terhadap Palestina.

Terlebih lagi, tindakan itu dilakukan di tanah Papua, sebuah wilayah yang memiliki sejarah panjang terkait isu kedaulatan dan ketimpangan sosial.

Respon Keras Publik dan Netizen Indonesia

Reaksi keras dari masyarakat Indonesia pun tidak terhindarkan. Berbagai komentar kecaman bermunculan di media sosial.

Banyak pihak menilai tindakan Merince mencoreng nama baik ajang Miss Indonesia dan bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan, nasionalisme, dan empati sosial yang seharusnya dijunjung tinggi oleh seorang finalis.

“Luar biasa ya, ngibarin bendera negara yang sedang melakukan invasi. Itu namanya nggak punya empati,” tulis seorang netizen dalam kolom komentar.

Tak sedikit pula yang menyatakan bahwa langkah Yayasan Miss Indonesia untuk memulangkan Merince adalah tindakan yang tepat. Keputusan tersebut dinilai penting untuk menjaga citra ajang yang mengusung misi kemanusiaan dan kedamaian.

Reaksi Merince Kogoya Usai Dikeluarkan dari Ajang

Pasca keputusan pemulangan dari karantina Miss Indonesia, Merince Kogoya sempat memberikan pernyataan di media sosial pribadinya. Dalam unggahannya, ia menuding netizen tidak memahami keyakinan dan konteks spiritual di balik tindakannya.

Merince merasa bahwa dirinya disudutkan tanpa adanya pemahaman yang utuh tentang latar belakang budaya dan kepercayaannya. Namun, alih-alih meredakan situasi, pernyataan tersebut justru memperkeruh kontroversi.

Banyak pihak menilai bahwa alasan spiritual tidak bisa dijadikan pembenaran atas tindakan yang melukai perasaan masyarakat luas.

Dampak dan Langkah Yayasan Miss Indonesia

Sebagai tindak lanjut, Yayasan Miss Indonesia mengeluarkan pernyataan resmi yang menegaskan bahwa Merince Kogoya tidak lagi menjadi bagian dari finalis tahun ini. Jumlah finalis pun kini tersisa 37 orang.

Keputusan tersebut diambil sebagai komitmen pihak penyelenggara untuk menjaga integritas, nilai-nilai kemanusiaan, serta citra positif ajang Miss Indonesia di mata masyarakat.

Langkah ini mendapat apresiasi luas dari publik. Banyak pihak menilai bahwa Yayasan Miss Indonesia telah menunjukkan sikap tegas dan profesional dalam menyikapi kasus yang menyangkut sentimen internasional dan isu kemanusiaan global.

Sensitivitas Isu Global dan Nasionalisme

Peristiwa ini membuka mata publik tentang pentingnya sensitivitas seorang figur publik terhadap isu-isu global, terlebih ketika mereka membawa nama daerah dan negara di panggung nasional.

Aksi Merince dinilai tidak hanya melukai perasaan masyarakat Indonesia, tetapi juga berpotensi memperburuk citra Indonesia dalam konteks solidaritas internasional terhadap Palestina.

Pengamat budaya dan sosial pun menilai bahwa kasus ini menjadi pengingat bagi penyelenggara ajang serupa untuk memberikan edukasi lebih dalam mengenai geopolitik dan nilai-nilai kebangsaan kepada para finalis.

Harapan Publik untuk Ajang Miss Indonesia

Masyarakat berharap agar insiden ini menjadi pelajaran berharga bagi ajang Miss Indonesia di masa mendatang.

Seleksi finalis diharapkan tidak hanya menitikberatkan pada penampilan fisik atau prestasi akademis, melainkan juga memperhatikan integritas, kepekaan sosial, dan rekam jejak digital para peserta.

Ke depan, Miss Indonesia diharapkan tetap menjadi panggung yang mampu melahirkan sosok perempuan inspiratif, berwawasan luas, dan memiliki kepedulian tinggi terhadap isu-isu kemanusiaan baik di tingkat nasional maupun internasional.

Beri komentar, dan mulailah diskusi bersama kami
Tulisan Lainnya dari Fitrya A Kusumah
ARTIKEL TERKAIT