Lifestyle

Rabu, 14 Mei 2025, 16:15 WIB

Merajut Persahabatan: Peran Perempuan dalam Diplomasi Inklusif Indonesia-Malaysia

Merajut Persahabatan: Peran Perempuan dalam Diplomasi Inklusif Indonesia-Malaysia

Ket. Pertemuan hangat yang terjalin antara Ketua DPR RI, Puan Maharani, dan Ketua Dewan Rakyat Parlemen Malaysia, Tan Sri Dato' Johari bin Abdul.

Doc: ANTARA/yds

YOGYAKARTA, KUCANTIK.COM - Hai, Cantiks! Kisah pertemuan perempuan di Konferensi Uni Parlemen Negara Anggota Organisasi Kerjasama Islam (OKI) ke-19 di Jakarta ini bukan hanya tentang politik, tetapi tentang bagaimana pemimpin perempuan mampu membawa sentuhan kelembutan, kepedulian, dan visi inklusif dalam membangun hubungan antar bangsa. Ini adalah harapan baru, bahwa diplomasi yang hangat dan merangkul semua pihak akan membawa kebaikan bagi banyak orang.

Di tengah ramainya pertemuan yang digelar pada 12 -15 Mei 2025, ada pertemuan hangat yang terjalin antara Ketua DPR RI, Puan Maharani, dan Ketua Dewan Rakyat Parlemen Malaysia, Tan Sri Dato' Johari bin Abdul. Lebih dari sekadar agenda kenegaraan, pertemuan ini terasa seperti obrolan akrab antara dua sahabat yang memiliki visi serupa: mempererat tali persaudaraan antar negara Muslim dengan sentuhan inklusif.

Puan Maharani, dengan kelembutan, tetapi penuh keyakinan, menyampaikan harapannya agar parlemen Indonesia dan Malaysia dapat menjadi motor penggerak solidaritas.

"Sebagai sesama pemimpin lembaga parlemen, saya berharap kita dapat menjadi penggerak dalam langkah penguatan solidaritas negara-negara Muslim," ujarnya, seolah mengajak semua perempuan untuk bergandengan tangan membangun dunia yang lebih baik.

Dukungan Puan terhadap tema keketuaan ASEAN 2025 yang diusung Malaysia, yaitu ‘Inclusivity and Sustainability’, semakin menggarisbawahi pentingnya merangkul semua pihak dalam mencapai kemajuan.

"Saya percaya Malaysia dapat mengemban amanat dan tugasnya dengan baik sebagai Ketua ASEAN tahun ini," kata Puan, membayangkan bagaimana kolaborasi yang inklusif dapat membawa manfaat bagi seluruh kawasan.

Dr. Maya Indriani, Sosiolog Perempuan dan Budaya, menanggapi hal ini dengan antusias. "Pertemuan ini menunjukkan betapa pentingnya peran perempuan dalam diplomasi. Ibu Puan, dengan gaya kepemimpinannya yang khas, mampu membangun jembatan persahabatan yang kuat. Ajakan untuk inklusivitas sangat relevan bagi kita, para perempuan, karena kita memiliki naluri untuk merangkul dan memastikan tidak ada yang tertinggal."

Lebih lanjut, Puan juga menyoroti potensi kerjasama yang lebih erat antara Indonesia dan Malaysia, tidak hanya dalam politik dan keamanan, tetapi juga di bidang ekonomi dan sosial. Ia bahkan berharap agar kerjasama perdagangan digital dapat ditingkatkan, membuka peluang lebih luas bagi para pelaku UMKM, terutama para perempuan pengusaha yang gigih.

Ratih Kumala, Penulis dan Aktivis Perempuan, pun melihat ini sebagai angin segar. "Saya merasa terinspirasi dengan visi Ibu Puan. Sebagai seorang perempuan, beliau memahami betul pentingnya pemberdayaan ekonomi bagi kaum perempuan. Kerjasama perdagangan digital ini bisa menjadi jendela peluang bagi banyak perempuan untuk mandiri dan berkarya."

Pertemuan yang berlangsung dalam suasana kekeluargaan ini, seperti yang diungkapkan oleh Gilang Dhielafararez, semakin mempererat hubungan baik yang sudah terjalin lama antara parlemen kedua negara. Bahkan, undangan khusus dari Tan Sri Dato' Johari bin Abdul kepada Puan untuk menghadiri agenda AIPA di Malaysia tahun depan menjadi simbol kehangatan persahabatan ini.

Bagaimana Cantiks? Apakah kamu terinspirasi jadi perempuan yang suka bersahabat denagn siapapun, menjalin kerjasama antar bidang dan memiliki visi inklusif juga?

Beri komentar, dan mulailah diskusi bersama kami
Tulisan Lainnya dari Yuniar Dwi Setiawati
ARTIKEL TERKAIT