Lifestyle
Golf Nggak Kena Pajak Hiburan, Tapi Padel Kena? Gubernur DKI Akhirnya Spill Alasannya!
JAKARTA, KUCANTIK.COM - Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung Wibowo, akhirnya buka suara soal kenapa olahraga golf nggak kena pajak hiburan kayak renang, tenis, voli, basket, bulutangkis, atau padel.
Katanya sih, soalnya golf udah dikenain PPN duluan, jadi nggak perlu ditambah pajak hiburan lagi.
“Golf sudah dikenakan PPN. Sehingga pajak itu tidak boleh ganda. PPN-nya golf 11 persen,” kata Pramono di Jakarta Timur, Senin (7/7/2025).
Pramono bilang, soal pajak buat olahraga kayak renang, basket, sampai padel itu bukan keinginan Pemprov DKI Jakarta. Menurutnya, aturan pajak itu udah ditetapkan dari pusat lewat undang-undang. Pemprov DKI cuma menjalankan aturan yang udah ada aja.
"Semua yang menyangkut pajak hiburan olahraga itu terkena pajak. Ada 21 termasuk tenis, renang,
Pramono juga bilang, pajak hiburan buat olahraga komersial itu sebenarnya masih masuk akal.
Soalnya, kebanyakan yang main di sana juga dari kalangan yang mampu bayar sewa tempat, jadi dianggap wajar kalau dikenakan pajak.
"Apalagi yang main padel kan rata-rata orang mampu. Untuk sewa lapangan aja berapa, mampu kan," kata Pramono.
Pemprov DKI Jakarta resmi menetapkan olahraga padel sebagai salah satu fasilitas yang kena pajak daerah, dengan tarif sebesar 10 persen.
Kebijakan ini diambil berdasarkan Keputusan Kepala Bapenda terbaru, yaitu Nomor 257 Tahun 2025, yang merupakan revisi dari keputusan sebelumnya, Nomor 854 Tahun 2024.
Andri menjelaskan kalau pajak dikenakan karena ada jasa hiburan yang diberikan ke konsumen, termasuk saat orang pakai fasilitas olahraga yang sifatnya komersial.
Nah, padel sendiri masuk dalam kategori olahraga permainan yang jadi bagian dari objek Pajak Barang dan Jasa Tertentu (PBJT) untuk jasa hiburan dan kesenian.
Dalam keputusan Bapenda yang ditandatangani tanggal 20 Mei 2025, fasilitas padel yang dimaksud dan dikenai pajak adalah lapangannya.
Nggak cuma lapangan padel aja, ada sekitar 20 jenis fasilitas olahraga lain yang juga kena pajak serupa, mulai dari lapangan futsal, tenis, bulutangkis, sampai tempat gym dan kelas kebugaran kayak yoga dan pilates.
Andri juga menegaskan, pajak PBJT untuk padel bukan karena olahraganya lagi viral belakangan ini. Menurutnya, pajak itu memang diterapkan sesuai aturan, bukan ikut tren.
Ke depannya, pihaknya bakal terus memantau jenis-jenis hiburan lain yang mungkin juga layak dikenakan pajak.