Lifestyle

Senin, 07 Jul 2025, 10:00 WIB

Punya Anak Berkat AI, Setelah 18 Tahun Menanti Pasangan Ini Akhirnya Hamil!

Punya Anak Berkat AI, Setelah 18 Tahun Menanti Pasangan Ini Akhirnya Hamil!

Doc: undercodenews.com

JAKARTA, KUCANTIK.COM - Setelah 18 tahun mencoba, pasangan di New York akhirnya dikaruniai anak yang semua berkat bantuan kecerdasan buatan (AI). Bayangkan, teknologi canggih menemukan sperma “tersembunyi” pada pria yang sebelumnya didiagnosis azoospermia, kondisi tanpa sperma dalam air mani.

Azoospermia: Tantangan Besar
Biasanya, air mani sehat mengandung jutaan sperma. Namun, pada kasus azoospermia, tidak terlihat satupun sel sperma. “Sampel tampak normal, tapi di bawah mikroskop hanya serpihan sel, tak satu pun sperma,” ungkap Dr. Zev Williams dari Columbia University Fertility Center.

Pilihan tradisional? Donor sperma atau operasi testis invasif yang menyakitkan dan tak selalu berhasil.

Masuknya Teknologi AI: STAR
Selama lima tahun, para peneliti mengembangkan sistem STAR (Sperm Tracking and Recovery) di Columbia. Sistem ini menggunakan pemindaian mikrofluidik, kamera super cepat, dan AI untuk menelusuri hingga 8 juta gambar per jam. Hasilnya? Dalam uji coba, STAR berhasil menemukan 44 sperma hanya dalam satu jam padahal sebelumnya teknisi gagal menemukannya dalam dua hari.

Keberhasilan Pertama: Rosie
Pasangan dengan nama samaran Rosie adalah kasus pertama yang sukses. Setelah 15 kali IVF gagal selama 18 tahun, mereka mencoba STAR pada Maret 2025 dan… berhasil! Tiga sperma sehat ditemukan, lalu diambil oleh robot tanpa kerusakan sel. Dalam dua jam, sel telur berhasil dibuahi, dan beberapa hari kemudian embrio ditanam ke dalam rahim Rosie.

Kini, Rosie tengah hamil lima bulan dan “masih sulit percaya keajaiban ini nyata”. Rencananya, putra pertama mereka akan lahir Desember nanti.

Meskipun menjanjikan, beberapa ahli masih berhati-hati. Dr. Robert Brannigan dari American Society for Reproductive Medicine mengatakan teknologi ini menarik, namun perlu lebih banyak data dan evaluasi jangka Panjang. Namun, langkah ini disebut sebagai “game-changer” yang bisa menghindarkan banyak pria dari prosedur invasif.

Beri komentar, dan mulailah diskusi bersama kami
Tulisan Terkait
TERUPDATE