Interior
JAKARTA, KUCANTIK.COM - Banyak yang masih bingung bedain antara HIV dan AIDS. Padahal, dua istilah ini bukan cuma beda nama aja, tapi juga beda kondisi medis, lho, Cantiks!
Yuk kita bahas dengan gaya santai tapi tetap informatif, supaya kamu makin paham dan bisa bantu lawan stigma yang masih ada soal HIV/AIDS.
Apa Itu HIV?
HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh, khususnya sel darah putih bernama CD4. Virus ini bikin tubuh kita jadi lemah dan lebih mudah kena infeksi.
Begitu virus ini masuk ke tubuh, dia bakal stay forever, alias gak bisa hilang sepenuhnya. Tapi kabar baiknya, HIV bisa dikendalikan dengan antiretroviral therapy (ART). Dengan pengobatan rutin, kadar virus bisa ditekan sampai ke level undetectable, yang artinya:
- Tidak bisa dideteksi di darah
- Tidak menular ke orang lain
- Tidak merusak kesehatan tubuh
Apa Itu AIDS?
AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome) adalah tahap akhir dari infeksi HIV yang tidak diobati. Jadi, kamu gak bisa kena AIDS kalau gak ada HIV duluan.
AIDS terjadi saat sistem imun udah benar-benar rusak, ditandai dengan:
-
CD4 count turun di bawah 200
-
Muncul infeksi oportunistik (penyakit yang menyerang saat imun lemah)
Contoh Infeksi Oportunistik
Kalau HIV dibiarkan tanpa pengobatan, tubuh akan mudah kena penyakit berat seperti:
-
Kanker (termasuk sarkoma Kaposi dan limfoma)
-
TB (tuberkulosis)
-
Pneumonia jamur (PCP)
-
Infeksi jamur mulut dan paru
-
Toksoplasmosis otak
-
Cytomegalovirus (CMV)
-
Cryptococcosis
Tahapan Infeksi HIV
-
Tahap 1 – Akut
Gejala mirip flu: demam, nyeri otot, sariawan, ruam, keringat malam, dll. Terjadi 2–4 minggu setelah terinfeksi. -
Tahap 2 – Laten Klinis
Virus aktif tapi jumlahnya rendah. Bisa tanpa gejala selama bertahun-tahun kalau rutin minum obat. -
Tahap 3 – AIDS
Terjadi kalau HIV tidak ditangani. Imunitas hancur dan tubuh gak bisa lawan infeksi.
Gejala AIDS Bisa Beragam
-
Berat badan turun drastis
-
Sariawan parah atau luka di mulut/alat kelamin
-
Demam yang terus berulang
-
Diare kronis
-
Pembengkakan kelenjar getah bening
-
Masalah saraf dan daya ingat
-
Bercak hitam di kulit (Kaposi’s sarcoma)
Diagnosis: HIV & AIDS
-
HIV dideteksi lewat tes darah atau air liur untuk cari antibodi dan protein dari virus.
-
AIDS didiagnosis kalau CD4 < 200 atau muncul infeksi oportunistik tertentu.
Self-testing HIV juga tersedia dan aman asal disetujui FDA ya, Cantiks!
Pengobatan HIV
-
Gunakan Antiretroviral Therapy (ART) seumur hidup
-
Obatnya sekarang canggih dan bisa bikin HIV tetap dalam kondisi “tidur”
-
Orang dengan HIV bisa hidup panjang dan sehat seperti orang tanpa HIV, asal rutin konsumsi obat
Kalau udah kena AIDS, pengobatan tetap bisa bantu pulihkan sistem imun dan cegah komplikasi lebih lanjut.
Cara Mencegah HIV
-
PrEP (Pre-Exposure Prophylaxis)
Obat pencegahan buat kamu yang berisiko tinggi kena HIV. Kalau rutin diminum, bisa turunkan risiko sampai 92%. -
PEP (Post-Exposure Prophylaxis)
Harus diminum maksimal 72 jam setelah kemungkinan terpapar HIV. -
Pakai kondom saat berhubungan seks
-
Tes dan pengobatan selama kehamilan buat cegah penularan ke bayi
-
Jangan berbagi jarum suntik
Program tukar jarum juga banyak tersedia untuk mengurangi risiko. -
Gunakan alat pelindung saat menangani darah atau cairan tubuh
Yes, Cantiks! Kalau kadar HIV udah undetectable, virusnya gak bisa menular lewat hubungan seksual. Ini bukan cuma berita baik, tapi juga harapan besar buat menghapus stigma negatif soal orang dengan HIV.
HIV dan AIDS bukan hal yang sama.
HIV adalah virus, AIDS adalah tahap lanjut kalau HIV gak diobati. Tapi dengan teknologi medis sekarang, HIV bisa dikelola, gak menular, dan kamu bisa tetap hidup sehat dan bahagia.
Jadi, yuk bantu edukasi dan lawan stigma! Karena yang perlu kita jauhi bukan orang dengan HIV, tapi informasi yang salah!