Lifestyle
Mengenal Toasebio, Vihara Tertua di Jakarta yang Menyimpan Sejarah Tragedi Angke
JAKARTA, KUCANTIK.COM - Kelenteng Toasebio, yang kini dikenal sebagai Vihara Dharma Jaya Toasebio, merupakan salah satu kelenteng tertua dan paling bersejarah di Jakarta Barat.
Bangunan ini awalnya berdiri sebelum tragedi Angke pada abad ke-18 dan pernah menjadi saksi bisu pembantaian sadis etnis Tionghoa oleh pasukan VOC pada tahun 1740-an, yang menewaskan sekitar 10.000 orang.
Pada masa itu, kelenteng Toasebio sempat mengalami pembakaran oleh pemerintah Hindia Belanda, sebagai bagian dari tindakan represif terkait keterlibatan oknum dalam tragedi Kali Angke dan Geger Pecinan.
Pembantaian ini merupakan salah satu peristiwa kelam dalam sejarah Batavia, di mana warga Tionghoa dibunuh secara brutal dan rumah-rumah serta pusat perdagangan mereka dibakar habis.
Setelah mengalami pembakaran, kelenteng Toasebio dibangun kembali pada tahun 1751 dan mulai difungsikan sebagai tempat ibadah bagi komunitas Tionghoa di Batavia sejak tahun 1754.
Nama Toasebio sendiri merupakan gabungan dari dua kata, “toase” yang berarti pesan dan “bio” yang berarti kelenteng, melambangkan kelenteng sebagai tempat yang menyampaikan pesan dan ajaran dari China.
Di dalam kelenteng ini terdapat 18 altar yang didedikasikan untuk berbagai dewa dan dewi, mencerminkan kekayaan tradisi dan kepercayaan yang dijaga oleh komunitasnya selama berabad-abad.
Tokoh penting seperti Cheng Goan Cheng Kun pernah menjadi tuan rumah kelenteng ini, menjaga kelangsungan spiritual dan budaya masyarakat Tionghoa di Jakarta.
Pada tahun 2022, Kementerian Agama Republik Indonesia menetapkan Vihara Dharma Jaya Toasebio sebagai prasasti sejarah. Penandatanganan dan pemasangan prasasti dilakukan sebagai bentuk penghormatan terhadap nilai sejarah dan budaya yang terkandung di dalamnya.
Prasasti tersebut kini dipajang di bagian dalam bangunan kelenteng sebagai pengingat akan pentingnya melestarikan warisan budaya dan sejarah bangsa.
Kelenteng Toasebio tidak hanya menjadi tempat ibadah, tetapi juga simbol ketahanan dan keberagaman budaya di tengah dinamika sejarah Jakarta.
Sebagai saksi bisu tragedi Angke dan berbagai peristiwa penting lainnya, Toasebio kini menjadi destinasi wisata budaya yang menarik banyak pengunjung yang ingin mengenal lebih dalam sejarah dan tradisi Tionghoa di Indonesia.