Parenting

Rabu, 30 Apr 2025, 19:45 WIB

Diteriaki Orang Tua Bisa Mengubah Otak Anak, Ini Dampak Menghancurkan yang Perlu Kamu Tahu!

Diteriaki Orang Tua Bisa Mengubah Otak Anak, Ini Dampak Menghancurkan yang Perlu Kamu Tahu!

Doc: CNN

JAKARTA, KUCANTIK.COM - Pernahkah kamu dibentak atau diteriaki oleh orang tua? Mungkin kamu berpikir itu hal biasa dan tidak berpengaruh banyak. Tapi, para ahli mengatakan bahwa perlakuan verbal seperti ini bisa merusak otak anak dan mengganggu kesejahteraan mental mereka seumur hidup. Hal ini bahkan dapat meningkatkan risiko masalah kesehatan mental dan membuat mereka kesulitan membangun hubungan pertemanan yang sehat.

Saat berbicara mengenai pengaruh verbal abuse atau kekerasan verbal, Prof. Eamon McCrory, seorang psikolog klinis sekaligus profesor di University College London (UCL), menjelaskan bahwa sebagai anak-anak, kita cenderung mempercayai apa yang dikatakan orang dewasa di sekitar kita.

Kata-kata yang menghina atau merendahkan bisa membentuk pandangan kita tentang diri sendiri dan dunia. Dan, kata-kata ini bisa meninggalkan bekas yang mendalam dan bertahan seumur hidup.

“Setiap kata yang kita dengar saat kecil, terutama yang bernada negatif, bisa mengubah cara kita melihat diri sendiri dan dunia di sekitar kita. Bahkan ketika kita tumbuh dewasa, dampak dari kata-kata tersebut sering kali muncul dalam bentuk kecemasan atau rasa sakit yang kita bawa sepanjang hidup,” jelas Prof. McCrory. dikutip dari The Guardian, Senin, (28/4). 

Melalui pemindaian otak menggunakan teknologi fMRI, McCrory menemukan bahwa paparan kekerasan verbal yang berlangsung lama dapat merubah struktur dan fungsi otak anak. Lebih jauh lagi, ini dapat mengubah cara anak mengidentifikasi ancaman dan hadiah di otak mereka, yang berperan penting dalam membangun hubungan sosial dan menavigasi kehidupan sehari-hari.

Anak-anak yang sering dibentak atau dihina bisa mulai merasa dunia ini adalah tempat yang lebih berbahaya. Mereka jadi lebih mudah merasa terancam oleh hal-hal yang sebenarnya netral, seperti candaan atau ekspresi wajah. Akibatnya, mereka cenderung menarik diri dari pergaulan atau malah menjadi agresif sebagai bentuk perlindungan diri.

Penting untuk dicatat bahwa kekerasan verbal bukanlah hal yang jarang terjadi. Menurut penelitian pada 2023, sekitar 41% anak-anak di Inggris mengalami kekerasan verbal secara teratur, baik itu dari orang tua, guru, ataupun pengasuh. Inilah yang disebut sebagai bentuk kekerasan emosional yang paling umum, yang oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dianggap sebagai salah satu bentuk kekerasan terhadap anak yang perlu mendapatkan perhatian lebih.

Prof. Peter Fonagy dari UCL menyatakan bahwa kekerasan verbal ini adalah salah satu penyebab masalah kesehatan mental yang paling bisa dicegah. Kata-kata kasar dapat melemahkan fondasi otak anak yang sedang berkembang, yang bisa berakibat fatal bagi masa depan emosional mereka.

"Anak-anak butuh komunikasi yang penuh kasih sayang dan mendukung dari orang dewasa untuk membantu mereka membangun identitas dan ketahanan emosional mereka," katanya.

Lebih jauh lagi, Dr. Andrea Danese, seorang profesor psikiatri anak dan remaja dari King’s College London, mengingatkan bahwa kekerasan verbal bisa memiliki dampak jangka panjang yang sangat merugikan.

"Kata-kata bisa lebih berbahaya dari yang kita kira. Mereka bisa menghancurkan kesejahteraan anak dan membentuk luka psikologis yang akan terasa sepanjang hidup mereka," ujarnya.

Sharon Hodgson, anggota parlemen dari partai Buruh, menambahkan bahwa selama ini kekerasan verbal terhadap anak-anak sering kali luput dari perhatian publik, padahal dampaknya sangat besar dan menyakitkan. Jessica Bondy, pendiri organisasi Words Matter, juga menyerukan agar pemerintah segera mengambil langkah serius untuk menangani masalah ini.

“Penelitian ilmiah menunjukkan bahwa kekerasan verbal sangat merusak otak anak yang sedang berkembang. Jika pemerintah benar-benar ingin menciptakan generasi yang sehat secara mental, mengatasi kekerasan verbal harus menjadi bagian dari strategi kesehatan mental nasional,” tegas Bondy.

Jadi, mulai sekarang, mari lebih hati-hati dengan kata-kata yang kita ucapkan kepada anak-anak. Karena kata-kata yang kita anggap sepele bisa jadi berbekas selamanya dalam pikiran mereka ya girls. 

Beri komentar, dan mulailah diskusi bersama kami
Tulisan Lainnya dari Nayla Shabrina
ARTIKEL TERKAIT