Lifestyle

Selasa, 08 Jul 2025, 08:00 WIB

Ayahku Penculikku! Seorang Ayah di Tiongkok Sembunyikan Anak 7 Tahun Dari Ibunya demi Apartemen

Ayahku Penculikku! Seorang Ayah di Tiongkok Sembunyikan Anak 7 Tahun Dari Ibunya demi Apartemen

Doc: Freepik

JAKARTA, KUCANTIK.COM - Sebuah kisah memilukan datang dari Tiongkok, di mana seorang ayah tega menyembunyikan putrinya selama tujuh tahun hanya demi menguasai apartemen yang semestinya menjadi hak mantan istrinya setelah perceraian.

Kasus ini mencuat ke publik setelah Chen Jiayuan, gadis yang menjadi korban, mengungkap pengalaman traumatisnya.

Menurut laporan South China Morning Post (SCMP), Chen masih berusia enam tahun ketika orang tuanya bercerai. Berdasarkan keputusan pengadilan, hak asuh Chen dan hak atas tempat tinggal jatuh kepada ibunya.

Namun, sang ayah justru melanggar keputusan tersebut dengan membawa kabur anaknya dan menyebarkan kebohongan bahwa ibunya telah meninggalkannya.

Tak hanya itu, sang ayah bahkan menakut-nakuti Chen dengan mengatakan bahwa ibunya akan menjualnya jika mereka bertemu.

Demi melanggengkan aksinya, ia menyebar kabar palsu bahwa Chen menderita kanker dan sedang dirawat di rumah sakit, sehingga ibunya tak diizinkan menjenguk.

Setahun setelah perpisahan itu, sang ibu berhasil bertemu Chen dengan bantuan seorang guru di sekolah. Momen haru itu diwarnai tangis rindu saat mereka berpelukan.

Namun, kebersamaan tersebut tak bertahan lama. Sang ayah datang, merobek kertas berisi nomor telepon ibu Chen, dan langsung membawa anaknya pergi.

Sejak saat itu, sang ayah terus berpindah-pindah tempat tinggal agar mantan istrinya tidak bisa melacak mereka. Chen bahkan dimasukkan ke sekolah berasrama yang berbeda setiap tahun, dan namanya diganti untuk menghindari pelacakan.

Dalam pelarian ini, sang ayah menikah lagi, dan Chen mengaku kerap mendapat perlakuan dingin dari ibu tirinya.

“Aku punya ayah, tapi rasanya tidak seperti punya. Aku punya ibu, tapi tidak bisa bertemu. Aku merasa seperti anak yatim,” ungkap Chen dengan getir.

Saat berusia 13 tahun, Chen akhirnya berhasil bertemu kembali dengan ibunya di depan gerbang sekolah.

Ia sangat tersentuh setelah mengetahui perjuangan sang ibu yang selama bertahun-tahun menyewa pengacara, detektif, dan bahkan melibatkan kepolisian untuk mencarinya.

Ibunya bahkan rela menghabiskan seluruh tabungan demi bisa bertemu kembali.

Usai konflik kembali memuncak di rumah, Chen akhirnya memutuskan untuk melarikan diri.

Ia mencuri dokumen penting seperti surat tanah dan dokumen keluarga, lalu bersembunyi di sebuah supermarket sembari menelepon ibunya untuk menjemput.

Sang ibu pun menyambut Chen dengan tangan terbuka. Bahkan, demi bisa hidup bersama kembali dengan putrinya, ia rela menyerahkan apartemen yang seharusnya menjadi miliknya kepada mantan suaminya.

Sayangnya, belakangan diketahui sang ayah telah menjual apartemen tersebut dan memutus semua kontak dengan mereka.

Chen menggambarkan tindakan ayahnya sebagai bentuk “perdagangan anak”, karena merasa masa kecilnya telah dirampas dan hubungan dengan sang ibu dihancurkan demi kepentingan pribadi.

Kasus Chen bukanlah yang pertama di Tiongkok. Menurut laporan Today's Woman News, sekitar 80.000 anak setiap tahun di Tiongkok disembunyikan atau dijauhkan secara paksa dari salah satu orang tuanya setelah perceraian.

Kebanyakan korbannya adalah para ibu yang kehilangan akses kepada anak-anak mereka.

Menanggapi fenomena ini, pemerintah Tiongkok pada Februari lalu menetapkan peraturan baru yang memungkinkan orang tua korban penyembunyian anak untuk mengajukan perlindungan hukum terhadap mantan pasangan mereka.

Kebijakan ini diharapkan dapat menjadi langkah awal untuk menekan praktik penyembunyian anak yang merugikan secara psikologis dan hukum.

Beri komentar, dan mulailah diskusi bersama kami
Tulisan Terkait
TERUPDATE