Health
Kenalan Sama Menopause Dini, Ini Penyebab yang Perlu Kamu Tahu!
JAKARTA, KUCANTIK.COM - Menopause biasanya datang di usia 45–55 tahun, dan rata-rata wanita mengalami menopause di usia 51 tahun.
Tapi, apa jadinya kalau tanda-tanda menopause muncul jauh lebih awal? Nah, itulah yang disebut menopause dini, alias menopause yang terjadi sebelum usia 45 tahun. Bahkan, ada yang namanya menopause prematur, yaitu ketika ovarium berhenti bekerja sebelum usia 40 tahun.
Menopause sendiri adalah kondisi saat ovarium berhenti memproduksi sel telur, yang menyebabkan kadar hormon estrogen menurun drastis. Estrogen ini penting banget buat mengatur siklus reproduksi, seperti dilansir dari Healthline.
Kalau kamu belum menstruasi selama lebih dari 12 bulan, itu tandanya kamu sudah melewati fase menopause. Tapi, jangan salah, gejala seperti hot flashes alias sensasi panas bisa muncul jauh sebelum itu, di fase yang dinamakan perimenopause.
Nah, banyak hal yang bisa bikin menopause datang lebih cepat dari biasanya. Misalnya, pengobatan kanker dengan kemoterapi atau operasi pengangkatan ovarium (oophorectomy). Tapi, terkadang tubuh juga bisa memulai proses menopause lebih awal meskipun ovarium masih ada.
Kalau kamu mulai merasakan menstruasi yang nggak teratur, darah keluar lebih banyak atau lebih lama dari biasanya, atau jarak antar menstruasi makin lama, jangan anggap sepele, ya. Ini bisa jadi tanda menopause dini, dan kamu perlu konsultasi ke dokter buat memastikan penyebabnya.
Selain itu, kamu juga bisa merasakan mood yang naik turun, perubahan gairah seksual, vagina kering, susah tidur, keringat malam, sampai masalah kontrol kandung kemih. Semua ini cukup bikin nggak nyaman, kan?
Penyebab menopause dini ada banyak, dan kadang susah ditebak. Kalau nggak ada penyebab medis jelas, biasanya faktor genetik memegang peranan penting. Jadi, kalau ibumu mengalami menopause lebih awal, kamu juga mungkin mengalaminya.
Selain genetik, gaya hidup juga bisa memengaruhi. Misalnya, kebiasaan merokok bisa mempercepat menopause sampai satu atau dua tahun lebih cepat dari wanita yang nggak merokok.
Berat badan juga penting, karena estrogen disimpan di jaringan lemak tubuh. Wanita yang sangat kurus mungkin lebih cepat kehabisan simpanan estrogen. Ada juga dugaan bahwa pola makan vegetarian, kurang olahraga, dan minim paparan sinar matahari bisa mempercepat menopause.
Beberapa kondisi genetik juga bisa menyebabkan menopause dini, seperti sindrom Turner yang memengaruhi fungsi ovarium.
Penyakit autoimun juga berperan, karena sistem imun yang salah menyerang ovarium bisa memicu menopause prematur. Bahkan, wanita dengan epilepsi punya risiko lebih tinggi mengalami menopause dini dibandingkan wanita pada umumnya.
Biasanya, menopause didiagnosis berdasarkan gejala dan riwayat menstruasi yang berhenti selama 12 bulan. Tapi, kalau kamu merasa tanda-tandanya sudah muncul lebih awal, kamu bisa cek ke dokter untuk tes hormon, seperti Anti-Müllerian hormone (AMH), estrogen, follicle-stimulating hormone (FSH), dan thyroid-stimulating hormone (TSH). Meski begitu, hasil tes hormon kadang nggak selalu pasti karena fluktuasi hormon di masa perimenopause.
Kalau menopause dini sudah terjadi, memang nggak bisa dibalikkan. Tapi, ada cara mengelola gejalanya.
Terapi hormon pengganti (HRT) biasanya jadi pilihan untuk mengurangi gejala dan membantu tubuh tetap mendapat hormon yang hilang. Tapi, HRT punya risiko seperti penyakit jantung, stroke, dan kanker payudara, jadi diskusikan dulu sama dokter ya.
Gaya hidup sehat, seperti makan bergizi, rutin olahraga, dan berhenti merokok, juga bantu banget buat melewati masa ini dengan lebih nyaman. Beberapa orang juga mencoba vitamin atau suplemen herbal, tapi kamu harus konsultasi dulu supaya aman.
Meski menopause dini bisa bikin kamu kehilangan kesempatan punya anak secara alami, tetap ada jalan lain seperti adopsi, donor sel telur, atau surogasi. Jangan takut untuk berdiskusi dengan dokter spesialis kesuburan untuk pilihan terbaik.
Terakhir, meski menopause dini membawa risiko kesehatan seperti penyakit jantung, osteoporosis, dan depresi, ada sisi positifnya juga, lho. Kamu justru punya risiko lebih rendah terkena kanker payudara karena paparan estrogen yang lebih singkat.
Jadi, Cantiks, meski menopause dini terasa berat, kamu tetap bisa melaluinya dengan dukungan medis dan gaya hidup yang tepat. Selalu cek kondisi kesehatan secara rutin dan jangan sungkan untuk cari bantuan profesional agar perjalananmu tetap lancar dan sehat!