Lifestyle
Mau Tunda Punya Anak? Intip Fakta dan Biaya Fantastis Egg Freezing di Indonesia dan Luar Negeri!
JAKARTA, KUCANTIK.COM - Buat Cantiks yang ingin menunda kehamilan tapi tetap ingin punya anak di masa depan, egg freezing alias pembekuan sel telur bisa jadi pilihan cerdas.
Prosedur egg freezing semakin populer di kalangan perempuan karier dan pejuang kesuburan saat ini. Tapi, siap-siap ya, biayanya bisa bikin kaget!
Apa Itu Egg Freezing?
Dilansir dari Healthline, egg freezing (oocyte cryopreservation) merupakan bagian dari teknologi reproduksi berbantu (ART).
Dalam prosesnya, dokter akan memberikan obat hormonal untuk merangsang produksi sel telur. Sel telur tersebut kemudian diambil, dibekukan, dan disimpan.
Suatu saat, telur ini dapat dicairkan kembali, dibuahi sperma, dan ditanam ke rahim untuk menciptakan kehamilan.
Egg freezing dapat membantu perempuan mempertahankan peluang kehamilan dengan menyimpan sel telur di usia muda.
Meski tidak menjamin kehamilan, metode ini secara signifikan dapat meningkatkan kemungkinan sukses di masa mendatang.
Biaya Egg Freezing, Mahal Tapi Menjanjikan
Di Indonesia, biaya untuk satu siklus egg freezing dimulai dari Rp44 juta, belum termasuk biaya penyimpanan bulanan. Angka ini bisa melonjak tergantung klinik dan fasilitas yang digunakan.
Sementara itu, di Inggris, biaya rata-rata mencapai £5.670 atau sekitar Rp124 juta. Bahkan, laporan dari Fertility Mapper menyebutkan total biaya bisa 70 persen lebih mahal dari harga awal yang ditawarkan klinik, karena harus ditambah tes, obat, konsultasi, dan penyimpanan.
Spanyol: Alternatif Lebih Murah Tapi Penuh Tantangan
Menariknya, banyak warga Inggris memilih Spanyol sebagai tujuan egg freezing karena biayanya lebih terjangkau atau sekitar €3.480 atau Rp64 juta per siklus.
Beberapa klinik bahkan menawarkan penyimpanan gratis hingga 4 tahun, berbeda dengan Inggris yang umumnya hanya 1 tahun.
Tantangan Egg Freezing di Luar Negeri
Meskipun murah, melakukan egg freezing di negara lain punya konsekuensi tersendiri. Jika ingin menggunakan sel telur beku, kamu harus memilih antara menjalani transfer embrio di negara tersebut atau memindahkannya ke negara tempat tinggal.
Keduanya butuh biaya dan proses tambahan, mulai dari dokumen hingga jasa kurir medis profesional. Selain itu, keterbatasan bahasa dan regulasi antarnegara dapat menjadi hambatan yang tak terduga saat ingin melanjutkan proses kehamilan.