Health
Tidur Setelah Makan? Waspadai Gangguan Pencernaan dan Berat Badan Naik
JAKARTA, KUCANTIK.COM - Tidur setelah makan memang terasa nyaman, terutama setelah menyantap makanan lezat. Namun, kebiasaan ini ternyata bisa menimbulkan berbagai masalah kesehatan.
Menurut Dr. Jesse Houghton, ahli penyakit dalam dan gastroenterologi dari Southern Ohio Medical Center, tidur setelah ngemil ringan umumnya tidak menimbulkan masalah.
Tapi jika langsung tidur setelah makan besar, risikonya jauh lebih besar, terutama bagi mereka yang memiliki kondisi seperti hernia hiatus, obesitas, atau sleep apnea.
Bahkan pada orang sehat sekalipun, tidur usai makan dapat menyebabkan sejumlah gangguan, di antaranya:
Refluks asam dan gangguan pencernaan
Posisi tubuh berbaring setelah makan memudahkan asam lambung naik ke kerongkongan. Hal ini dapat memicu sensasi tidak nyaman atau rasa terbakar di dada dan tenggorokan.
Gangguan tidur
Refluks asam yang terjadi di malam hari dapat mengganggu kualitas tidur. Selain itu, metabolisme tubuh yang bekerja keras mencerna makanan berat juga dapat meningkatkan suhu tubuh sehingga membuat tidur tidak nyenyak.
Kenaikan berat badan
Kebiasaan makan besar sebelum tidur dalam jangka panjang dapat menyebabkan berat badan naik. Hal ini juga berisiko meningkatkan penyakit jantung, diabetes, dan kolesterol tinggi.
Kapan waktu yang tepat berhenti makan sebelum tidur?
Dr. Houghton menjelaskan bahwa waktu yang ideal untuk berhenti makan sebelum tidur bergantung pada jenis makanan yang dikonsumsi. Cairan bening seperti air dan jus cepat melewati lambung, sedangkan makanan padat, terutama yang tinggi lemak, dicerna paling lama.
Ia menyarankan untuk memberi jeda minimal 30 menit setelah minum cairan, dan 2 hingga 3 jam setelah makan makanan padat sebelum tidur. Waktu jeda ini membantu sistem pencernaan bekerja lebih optimal dan mengurangi risiko gangguan pencernaan atau refluks asam.