Lifestyle
Kenapa Rasa Daging Kurban Berbeda dari Daging Pasar? Ini Penjelasan Ilmiahnya yang Jarang Diketahui!
JAKARTA, KUCANTIK.COM - Setiap momen Idul Adha, masyarakat menantikan datangnya daging kurban yang dianggap istimewa, bukan hanya karena nilai ibadahnya, tapi juga karena rasanya yang khas dan penuh berkah.
Namun, tak sedikit orang bertanya-tanya, kenapa ya, rasa daging kurban itu beda dari daging sapi atau kambing biasa di pasar atau supermarket?
Ternyata, perbedaan rasa ini bukan hanya soal sugesti atau persepsi. Seorang dokter hewan dan edukator di TikTok, drh. Nadira (@doknut), membeberkan fakta ilmiah yang menarik di balik fenomena ini.
Jadi, apa sih alasan rasa daging kurban berbeda dari daging di pasar Cantiks?
Apa yang Terjadi Saat Hewan Dipotong?
Saat hewan disembelih, tubuhnya berhenti mendapat suplai oksigen. Ini memicu proses glycolysis, yang mana glikogen di otot berubah menjadi asam laktat. Akibatnya, tingkat keasaman daging (pH) mulai menurun dari normal (pH 7) hingga ke pH ultimate (5,4–5,7) dalam 18–24 jam.
Namun, jika pH tak turun sesuai yang ideal, rasa dan tekstur daging dapat berubah drastis. Karena itu, stres pada hewan memainkan peran besar.
Faktor Stres Penentu Kualitas Daging
Drh. Nadira menjelaskan ada dua jenis stres yang dialami hewan sebelum disembelih:
1. Stres Jangka Panjang
Biasanya terjadi karena perjalanan jauh, suhu ekstrem, atau kondisi kandang yang buruk. Saat stres, glikogen hewan terpakai habis sebelum disembelih, sehingga asam laktat yang dihasilkan lebih sedikit.
Ini menyebabkan pH daging tetap tinggi (>6), menjadikan daging lebih kering, keras, dan tampak lebih gelap.
2. Stres Jangka Pendek
Terjadi saat proses pemotongan tidak sesuai prosedur, seperti penanganan kasar atau saat hewan melihat kawannya disembelih. Daging hewan mengalami penurunan pH yang sangat cepat, bahkan dalam waktu kurang dari satu jam.
Hal ini menyebabkan protein rusak (denaturasi), warna daging jadi pucat, dan teksturnya benyek serta banyak mengandung air, kondisi ideal untuk pertumbuhan bakteri.
Mengapa Harus di Rumah Potong Hewan (RPH)?
Karena proses penyembelihan di RPH sudah mengikuti SOP (Standard Operating Procedure) yang menjamin kesejahteraan hewan dan kualitas daging. Sayangnya, tidak semua daerah memiliki RPH, dan saat Idul Adha, pemotongan masih banyak dilakukan di luar fasilitas resmi.
Tips Konsumsi Daging Kurban Agar Lebih Aman dan Lezat
1. Jangan langsung dimasak setelah disembelih.
Daging yang masih kaku butuh waktu istirahat agar empuk dan enak dimasak.
2. Konsumsi dalam keadaan segar.
Karena rentan rusak, sebaiknya langsung diolah, bukan disimpan terlalu lama apalagi tanpa pendinginan.
3. Pastikan penanganan hewan kurban dilakukan secara tenang dan manusiawi.
Ini penting untuk menghasilkan daging yang tidak hanya halal, tapi juga baik dari segi kualitas.
Rasa berbeda pada daging kurban ternyata bukan mitos ya Cantiks, melainkan akibat nyata dari kondisi fisik dan psikologis hewan sebelum penyembelihan.
Dengan pemahaman yang tepat dan penanganan yang baik, kita dapat menjaga kualitas daging tetap optimal sekaligus menjalankan ibadah kurban dengan lebih bijak.