Lifestyle

Sabtu, 14 Jun 2025, 02:10 WIB

Fenomena Rat People, Saat Gen Z China Memilih Rebahan Lawan Tekanan Hidup

Fenomena Rat People, Saat Gen Z China Memilih Rebahan Lawan Tekanan Hidup

Doc: Freepik

JAKARTA, KUCANTIK.COM - Di tengah tekanan ekonomi dan sulitnya cari kerja, banyak Gen Z di China justru memilih jalur yang tak biasa: mereka dengan bangga menyebut diri sebagai “rat people” alias “manusia tikus”.

Alih-alih sibuk berburu pekerjaan, mereka memilih menikmati hari dengan rebahan di kasur, scroll media sosial, pesan makanan online, dan hampir tak pernah meninggalkan kamar.

Fenomena ini ramai diperbincangkan di platform seperti Weibo, RedNote, dan Douyin (TikTok versi China).

Bukan cuma sekadar tren, “rat people” jadi bentuk protes diam-diam terhadap budaya kerja keras yang memicu burnout dan pasar kerja yang makin menantang.

Salah satu ikon “rat people”, @jiawensishi, viral di Douyin berkat video rutinitasnya: bangun siang, doomscrolling seharian, rebahan, lalu tidur lagi sebelum jam 8 malam.

Video ini banjir like dan jadi inspirasi banyak anak muda. “Aku bahkan nggak duduk di sofa. Bangun cuma buat ke toilet atau makan, lalu balik ke kasur. Bisa seminggu penuh nggak keluar rumah,” tulis netizen lain di kolom komentar.

Fenomena ini mengingatkan pada gerakan “tang ping” (rebahan) yang booming di 2021, saat anak muda China melawan budaya kerja 996 (jam 9 pagi – 9 malam, 6 hari seminggu).

Kini, dengan julukan baru yang lebih nyeleneh, “rat people” jadi simbol generasi yang lelah dengan tekanan hidup.

“Ini bukan soal malas. Ini tentang berhenti sejenak dari sistem yang bikin capek demi jaga kesehatan mental,” jelas Advita Patel, pelatih karier, dikutip Fortune.

Ternyata, Gen Z di negara lain pun tak jauh berbeda. Di AS dan Eropa, banyak yang pilih jadi NEET (Not in Employment, Education or Training), atau ikut tren bare minimum Mondays dan quiet quitting.

Data terbaru menunjukkan lebih dari 4 juta Gen Z di AS menganggur, sementara di China 1 dari 6 anak muda tak punya pekerjaan (data Februari 2025).

Psikoterapis Eloise Skinner mengingatkan, meski “cuti” dari dunia kerja bisa bikin lega, jangan sampai ini jadi jebakan jangka panjang.

“Yang penting, gunakan masa jeda untuk eksplorasi minat dan temukan kembali semangat hidup? Apa yang bikin aku excited? Masalah dunia apa yang mau aku bantu selesaikan?” sarannya.

Skinner juga mengingatkan, hati-hati memamerkan gaya hidup rat people di medsos karena bisa jadi bumerang saat melamar kerja.

Sementara itu, Leona Burton, pendiri Mums in Business International, menyarankan langkah kecil untuk bangkit.

“Mulailah dari hal sederhana, daftar kerja part-time, mulai usaha kecil, atau sekadar jalan pagi tanpa gadget. Setiap langkah kecil punya arti,” katanya.

Beri komentar, dan mulailah diskusi bersama kami
Tulisan Lainnya dari Fitrya A Kusumah
ARTIKEL TERKAIT