Health
JAKARTA, KUCANTIK.COM - Cantiks, siapa nih yang lagi galau karena si kecil belum bisa lepas dari empeng atau hobi ngisap jempol?
Kamu nggak sendiri! Banyak banget orang tua yang dilema soal kapan waktu terbaik untuk stop kebiasaan ini, apalagi kalau udah jadi rutinitas si kecil buat tidur nyenyak.
Salah satunya Finney Harden, ibu dua anak asal Atlanta, Amerika Serikat, yang sempat putus asa karena anaknya susah banget lepas dari empeng. Tapi akhirnya dia punya ide jenius, panggil “peri empeng”!
Di tengah malam, si peri datang buat tukar empeng dengan satu set stiker lucu. Hasilnya? Si anak senang, dan Harden pun syok karena ternyata nggak sesulit itu.
Fenomena ini juga jadi sorotan dalam survei terbaru dari C.S. Mott Children’s Hospital, University of Michigan, yang rilis 19 Mei lalu, seperti dilansir dari CNN. Dari 820 orang tua di Amerika yang disurvei, setengah mengaku anaknya pakai empeng, dan seperempat lainnya punya anak yang suka ngisap jempol. Alasannya? Biar anak nggak rewel dan gampang tidur, pastinya.
Menurut Dr. Susan Woolford, dokter anak dan co-director survei tersebut, kebiasaan ini sebenarnya wajar banget sebagai cara anak menenangkan diri. Tapi pertanyaannya, sampai kapan? Jawabannya nggak hitam putih, Cantiks.
Umumnya, anak-anak bakal lepas sendiri dari empeng atau jempol di usia 2–4 tahun, seiring mereka belajar cara baru buat coping sama stres. Tapi ada juga yang butuh bantuan khusus kalau kebiasaan ini udah mulai ganggu perkembangan, baik secara emosional maupun kesehatan gigi.
Mayoritas orang tua yang disurvei setuju empeng sebaiknya ditinggal sebelum usia 2 tahun. Tapi soal ngisap jempol, pendapatnya masih abu-abu. Bahkan, satu dari enam orang tua mengaku menyesal nggak menyetop lebih cepat.
Bahaya Kalau Kelamaan?
Dr. Sarat Thikkurissy, dokter gigi anak dan juru bicara American Academy of Pediatric Dentistry, bilang durasi dan intensitas kebiasaan ini bisa bikin gigi anak terdorong ke depan. Ujung-ujungnya, bisa susah nutup mulut, muncul masalah bicara, bahkan jadi mouth breather alias suka napas lewat mulut. Duh!
Apalagi kalau udah lewat usia 4 tahun, perubahan bentuk mulut bisa jadi permanen dan lebih susah dibenerin.
Dr. Dipesh Navsaria, dokter anak dan ketua American Academy of Pediatrics Council on Early Childhood, juga menambahkan bahwa ngisap jempol bisa bikin anak rentan kena infeksi telinga, loh! Plus, semakin lama kebiasaan ini dipertahankan, makin susah juga nanti buat disetop.
Kalau bisa, katanya, idealnya sih empeng atau jempol bisa “pensiun” di usia 18 bulan. Tapi jangan panik dulu kalau anak masih pakai sampai usia 2 atau 3 tahun. Yang penting, jangan tunggu sampai lewat usia 4.
Kalau si kecil tiba-tiba balik lagi ngisap jempol padahal udah berhenti, bisa jadi mereka lagi merasa nggak aman. Psikolog Annie Pezalla dari Macalester College bilang, ini bisa jadi bentuk regresi alias anak balik ke kebiasaan lama saat merasa tertekan atau cemas.
Pemicunya bisa beragam,mulai dari masuk preschool, perubahan rutinitas, sampai hal ekstrem seperti kehilangan orang tua atau trauma.
Makanya, menurut Dr. Navsaria, penting buat orang tua lihat dulu, “Apa ada hal lain yang bikin anak stres?” dan “Apa sebenarnya keresahan orang tua soal kebiasaan ini?”
Di survei yang sama, para orang tua punya banyak strategi unik buat bantu anak lepas dari empeng atau jempol:
-
Khusus empeng, banyak yang coba batasi cuma dipakai saat tidur, “menghilangkan” empeng, atau ngobrol sama anak soal kenapa mereka udah terlalu besar buat itu.
-
Sementara untuk jempol, triknya biasanya lebih simpel, alihkan tangan anak dari mulut dan kasih pengingat pelan-pelan.
Dr. Woolford menyarankan orang tua buat ngajarin anak cara lain untuk self-soothing, misalnya dengan boneka favorit, selimut, atau kegiatan yang bikin tenang. Nah, kalau anak berhasil, jangan lupa beri reward, ya!
Kalau kamu masih bingung atau merasa insecure karena liat parenting style orang lain di medsos, take a deep breath. Pezalla bilang, sekarang ini banyak orang tua yang kehilangan intuisi sendiri karena terlalu banyak nyari validasi di luar.
Jadi, mau pakai strategi peri empeng atau pendekatan penuh kasih, yang penting sesuaikan dengan situasi anak dan keluarga kamu. Karena yang paling tahu anakmu, ya kamu sendiri, Cantiks!