Gajinya Bikin Melongo! Tinggalkan Zona Nyaman Wanita Kalimantan Ini Pilih Jadi Pemetik Buah di Australia
Jum'at, 11 Jul 2025, 11:45 WIBJAKARTA, KUCANTIK.COM - Keputusan berani Merianti, seorang wanita asal Pontianak, Kalimantan Barat, untuk meninggalkan pekerjaannya yang stabil di sebuah bank di Indonesia dan merantau ke Australia, kini tengah mencuri perhatian banyak orang di media sosial. Keputusan yang jauh dari kata biasa ini, justru membawanya menuju pengalaman hidup yang penuh tantangan dan penghasilan yang jauh lebih besar dari yang dibayangkan.
Selama lebih dari satu setengah tahun di Australia, Meri, yang kini akrab disapa Meri, telah merasakan berbagai jenis pekerjaan. Dari menjadi pelayan restoran, mencuci piring di dapur, hingga bekerja di gudang, pengalaman yang paling mengesankan baginya adalah bekerja sebagai pemetik buah di berbagai pertanian. Meskipun pekerjaan ini cukup menguras tenaga, Meri tak ragu untuk membagikan kisahnya yang menginspirasi, "Dibayar Rp 300 per jam, yes that's right. Halo aku Meri, sebelumnya terima kasih banyak aku jadi bisa sharing tentang kehidupan aku di Australia," tulis Meri dalam sebuah postingan yang kini viral di Instagram.
Gaji yang Lebih Besar dan Tantangan Baru
Meri bekerja di Australia melalui program Working Holiday Visa (WHV), yang memungkinkan warga negara Indonesia untuk bekerja sambil liburan di negara tersebut. Dengan sistem pembayaran mingguan atau dua mingguan, Meri mengaku bisa mendapatkan sekitar Rp 331.000 per jam, meskipun penghasilan ini belum dipotong pajak dan biaya hidup lainnya seperti sewa tempat tinggal, kebutuhan sehari-hari, dan biaya komunikasi.
"Sebenarnya, meskipun upahnya besar, ada banyak pengeluaran yang harus dipenuhi. Pajak 15% untuk pemegang WHV, uang sewa, groceries, hingga kuota internet. Jadi kalau ada yang bilang bisa ngumpulin Rp 1 miliar dalam setahun itu sulit banget," jelas Meri melalui kolom komentar, menanggapi beberapa komentar warganet yang menduga ia sudah mengumpulkan banyak uang.
Meri melanjutkan bahwa meskipun pekerjaan sebagai pemetik buah di Australia tergolong kasar, pengalamannya memberinya banyak kesempatan untuk menabung, menjelajahi tempat-tempat baru, dan belajar mandiri. "Bekerja kasar justru membuka peluang yang sebelumnya sulit saya dapatkan saat bekerja kantoran di Indonesia," ujar Meri, yang kini tengah bekerja menyortir buah jeruk.
Perjalanan dan Realita Kehidupan di Negeri Kanguru
Meri yang berusia 30 tahun ini mengaku, bahwa meskipun awalnya ia merasa kesulitan beradaptasi, baik dalam hal pekerjaan maupun bahasa, ia akhirnya berhasil menyesuaikan diri. "Kesulitan utamanya adalah bahasa, karena logat orang Australia cukup berbeda dan sulit dipahami. Namun, lama-lama saya terbiasa karena harus berinteraksi langsung dengan orang-orang dari berbagai negara," ungkap Meri, yang sebelumnya bekerja sebagai customer service di sebuah bank di Pontianak.
Selain masalah bahasa, Meri juga pernah mengalami masa-masa sulit saat harus menganggur selama dua bulan. Ditambah lagi, ia sempat mengalami cedera serius akibat pekerjaannya yang membuatnya tidak bisa bekerja selama beberapa minggu. "Kondisi itu bikin stres banget. Sempat saldo saya di bawah $10, dan saya tetap harus bayar tempat tinggal dan kebutuhan sehari-hari," tambahnya.
Namun, meskipun mengalami kesulitan dan tantangan, Meri tetap percaya bahwa setiap orang memiliki jalannya masing-masing. Ia menekankan bahwa meskipun kondisi keuangannya sempat sulit, ia tetap berhasil bertahan dan menemukan jalan untuk meraih peluang yang lebih baik.
PT. Berita Nusantara
© Copyright 2017 - 2025 Kucantik.Com ®
All rights reserved.