Beauty
Iyun Anye, Wanita Berumur 100 Tahun Sang Penjaga Simbol Kecantikan Telinga Panjang Dayak yang Kini Nyaris Terlupakan
JAKARTA, KUCANTIK.COM - Di tengah gempuran modernisasi, sebuah warisan budaya, telingaan aruu atau telinga panjang, yang dulu menjadi lambang kecantikan dan kebanggaan suku Dayak perlahan memudar.
Di Desa Tengkapak, Kalimantan Utara, satu sosok masih menyimpan sisa kejayaan tradisi itu, Iyun Anye, seorang nenek berusia lebih dari satu abad dari suku Dayak Umaq Kulit.
Saat ini, Iyun hanya terbaring lemah di rumahnya. Putrinya, Unggek, merawat sang ibu dengan sabar. Dalam kondisi renta, Iyun tetap menjadi simbol budaya yang nyaris punah, tubuhnya dihiasi telinga panjang dan tato tradisional (bettik) yang menyimpan sejarah leluhur.
Iyun bukan hanya warga tertua Desa Tengkapak, tapi juga satu-satunya yang masih memegang jejak tradisi telinga panjang dengan bangga.
Dia berasal dari Desa Jelarai dan termasuk dalam rumpun Apokayan, kelompok masyarakat Dayak yang tersebar hingga Sarawak, Malaysia.
Kisah Iyun mulai terekspos sejak akhir 2023, ketika jejak tradisi di desa-desa pelosok Kalimantan mulai kembali terekspos. Dalam perjalanan itu, mereka menemukan cerita-cerita tentang telinga panjang yang kini tak lagi diwariskan ke generasi muda, termasuk kepada anak-anak Iyun.
Menurut Unggek, generasi saat ini memilih meninggalkan tradisi karena tekanan sosial dan rasa malu dianggap berbeda. Bahkan, sebagian keturunannya memotong telinga panjang mereka untuk "menyesuaikan diri".
Namun, bagi Unggek, tradisi itu adalah sumber kebanggaan, bukan rasa malu. Dia tidak pernah ragu mengungkapkan kekaguman pada ibunya, yang meski sudah renta, tetap menjadi magnet perhatian di tempat umum karena keunikannya.
Rahasia umur panjang Iyun diduga terletak pada pola hidup sehat, tanpa penyedap rasa, tanpa pupuk kimia, dan makan dari hasil bumi sendiri.
Sementara itu, warga Desa Tengkapak masih berusaha mempertahankan identitas mereka lewat seni dan kerajinan. Salah satunya dengan membuat hiasan kepala khas Dayak, blaang, dari kawat listrik bekas, simbol kreativitas sekaligus perlawanan halus terhadap hilangnya jati diri budaya.
Kini, di tengah derasnya arus modernisasi, sosok Iyun Anye berdiri sebagai penjaga terakhir warisan telinga panjang, sebuah simbol kecantikan dan status sosial yang dulu disegani, namun kini tinggal cerita.