Health
Generasi Pandemi: Anak-Anak Korban Lockdown yang Kini Punya Luka Sosial dan Emosional
JAKARTA, KUCANTIK.COM - Cantiks, siapa sangka pandemi COVID-19 yang meluluhlantakkan dunia beberapa tahun lalu ternyata meninggalkan dampak yang jauh lebih dalam buat para bocil yang waktu itu masih bayi atau balita?
Enggak cuma bikin kita stuck di rumah, lockdown juga bikin anak-anak generasi pandemi kehilangan banyak momen penting yang seharusnya jadi pondasi tumbuh kembang mereka.
Salah satunya dirasakan langsung oleh Rebekah Underwood, guru TK dari Santa Monica, California. Menurutnya, anak-anak di kelas 2025 terlihat jauh lebih “hati-hati” dibanding angkatan sebelumnya.
“Banyak dari mereka enggak bisa loncat dengan dua kaki, enggak bisa berguling, dan ragu buat manjat,” curhatnya, seperti dikutip dari BBC, Rabu, (18/6).
Padahal dulu, aktivitas fisik kayak gitu jadi hal biasa buat anak-anak seusia mereka. Tapi karena pandemi, banyak dari mereka yang menghabiskan masa balita cuma di rumah, tanpa main ke taman, naik ayunan, atau sekadar lari-larian di luar. Efeknya? Terasa banget sekarang.
Bukan cuma soal fisik, Cantiks. Anak-anak ini juga gampang banget overstimulated alias kewalahan sama hal-hal yang terlalu ramai atau heboh. Bayangin aja, sekolah Rebekah sampai harus meniadakan kelas musik karena suara alat musik bikin anak-anaknya... nangis bareng!
“Separuh kelas malah duduk di luar karena enggak tahan sama suara yang terlalu ribut,” katanya.
Baru tahun ini mereka coba pelan-pelan kenalin musik lagi ke kurikulum. Ternyata, ketiadaan interaksi sosial waktu kecil – kayak denger orang ngobrol, ketawa, atau main bareng – bikin anak-anak ini canggung saat berada di lingkungan yang ramai.
Peneliti Mulai Buka-bukaan soal ‘Luka Tersembunyi’ Generasi Pandemi
Lima tahun sejak COVID-19 muncul, para peneliti mulai bisa lihat efek jangka panjang dari kekacauan global ini, terutama pada anak-anak. Dan ternyata, lukanya bukan sekadar mental atau sosial, tapi juga soal pendidikan dan perkembangan otak, Cantiks.
Di Inggris, studi bernama Born in Covid Year Core Lockdown Effects (alias Bicycle) lagi meneliti anak-anak yang lahir sebelum, selama, dan setelah lockdown. Hasil awalnya belum dirilis, tapi dari pengamatan awal, anak-anak yang lahir di puncak pandemi punya kosakata lebih sedikit dan kesulitan dalam kemampuan berpikir tingkat lanjut.
Menurut Prof. Lucy Henry dan psikolog perkembangan Nicola Botting, bayi yang lahir saat lockdown enggak sempat ngalamin momen sosial penting: kayak dadah-dadah ke orang asing, dengerin berbagai suara orang, atau interaksi sederhana di ruang publik. Padahal, meski kelihatannya bayi cuma rebahan aja, otaknya sebenarnya lagi menyerap banyak hal penting untuk masa depan mereka.
Efek dari pandemi buat generasi kecil ini mungkin baru benar-benar terlihat satu dekade ke depan. Tapi dari sekarang, kita udah bisa lihat mereka butuh pendekatan khusus, dari pendidikan, stimulasi sosial, sampai dukungan mental.
Jadi, buat kamu para calon orang tua atau yang punya adik kecil di rumah, yuk lebih perhatian! Jangan sepelekan pelukan, obrolan, atau main bareng di luar rumah. Karena buat anak-anak, hal-hal kecil itu bisa berarti sangat besar.