Entertainment

Minggu, 15 Jun 2025, 16:45 WIB

Profil Gusti Irwan Wibowo atau Gustiwiw, Ternyata Musisi dan Komedian yang Banyak Prestasinya!

Profil Gusti Irwan Wibowo atau Gustiwiw, Ternyata Musisi dan Komedian yang Banyak Prestasinya!

Doc: Instagram.com/gustiwiw

JAKARTA, KUCANTIK.COM - NamaGusti Irwan Wibowo, atau yang lebih dikenal sebagai Gustiwiw, mungkin baru melejit beberapa tahun belakangan.

Tapi jejaknya dalam bentuk suara, satire, dan kejujuran absurd yang dibalut nada orkes, sudah jadi bagian dari lanskap musik dan budaya internet Indonesia yang nggak gampang dilupakan.

Lahir di Bekasi, 28 November 1999, Gustiwiw bukan sekadar musisi. Ia adalah penyanyi, penulis lagu, penata musik, sekaligus kreator konten dengan sensitivitas sosial yang tajam dan selera humor yang cerdas.

Kombinasi langka yang bikin tiap karyanya terasa segar, menghibur, tapi juga "nendang."

Sayangnya, kabar duka datang lebih cepat dari yang siapa pun bisa bayangkan. Gustiwiw meninggal dunia pada 15 Juni 2025, di usia 25 tahun. Terlalu muda untuk pergi, tapi cukup berani untuk meninggalkan warisan karya yang abadi.

Meski lahir di keluarga seniman, ayahnya adalah Timur Priyono, musisi legendaris perjalanan Gustiwiw ke dunia musik tetap penuh perjuangan. Ia sempat harus meyakinkan ibunya soal pilihannya.

Tapi ketika akhirnya belajar di SMK Musik Percik, titik terang mulai terlihat.

Lulus SMK, ia melanjutkan studi di Universitas Negeri Jakarta (UNJ), aktif di organisasi dan paduan suara, menambah warna pada musikalitasnya yang eksperimental.

Dari kampus, TikTok, hingga festival musik, nama Gustiwiw pun perlahan mulai dikenal.

Gustiwiw bukan musisi yang main aman. Ia bermain di wilayah yang jarang dijamah: musik parodi dengan pendekatan absurd, satire sosial, dan aransemen khas orkes yang justru terasa sangat relevan.

Karyanya yang viral seperti “Innalillahi Aaliyah” di TikTok bukan cuma bikin ketawa, tapi juga mengajak kita merenung dengan cara yang nggak menggurui.

Jangan salah kira, Gustiwiw juga serius di balik absurditasnya. Ia sempat berkolaborasi dengan nama-nama besar seperti Raisa, Nadin Amizah, Ardhito Pramono, Jebung, dan lainnya.

Kolaborasi ini menunjukkan kalau musikalitasnya nggak bisa disepelekan, fleksibel, unik, dan selalu punya sesuatu untuk disampaikan.

Rilisan orisinalnya juga mencerminkan karakter itu. Mini album PLATONIS, album Duh Gusti, hingga single “Diculik Cinta” adalah contoh bagaimana ia memadukan humor, melankolia, dan observasi sosial jadi musik yang terasa sangat personal, namun relatable.

Lebih dari sekadar musisi, Gustiwiw adalah simbol bagi generasi baru yang nggak takut tampil beda. Ia membuktikan bahwa:

  • Musik nggak harus rumit atau formal buat punya dampak,

  • Humor adalah senjata yang kuat untuk menyampaikan keresahan,

  • Dan jadi otentik adalah bentuk perlawanan terbaik di dunia yang serba pencitraan.

Kepergian Gustiwiw adalah kehilangan besar. Tapi ia meninggalkan sesuatu yang nggak bisa hilang rasa. Rasa yang muncul tiap kita dengar lagunya kadang ngakak, kadang mewek, kadang mikir, dan kadang semua itu terjadi dalam satu lagu.

Di usia yang singkat, Gustiwiw udah jadi lebih dari musisi. Ia adalah pengingat bahwa jadi “berbeda” bukan kekurangan. Justru itulah kekuatannya.

Selamat jalan, Gustiwiw. Musikmu nggak akan berhenti di sini.

Beri komentar, dan mulailah diskusi bersama kami
Tulisan Lainnya dari Fitrya A Kusumah
ARTIKEL TERKAIT