Health
Sakit Perut Terus-Terusan di Bagian Kiri? Bisa Jadi Ulcerative Colitis!
JAKARTA, KUCANTIK.COM - Cantiks, kamu pernah nggak sih ngerasa sakit perut terus-terusan di bagian kiri bawah perut atau di sekitar anus, sampai bikin aktivitas terganggu? Jangan anggap sepele, bisa jadi itu gejala Ulcerative Colitis (UC), lho!
Penyakit ini merupakan salah satu bentuk radang usus besar (Inflammatory Bowel Disease/IBD) yang paling sering ditemukan, terutama di Amerika Utara dan Eropa Utara. UC menyerang lapisan dalam usus besar dan bisa bikin terbentuknya luka-luka kecil alias ulser yang menyakitkan. Akibatnya? Bisa muncul nyeri, diare berdarah, sampai keluar lendir dari feses. Duh, serem ya!
Nyeri di Mana Aja Sih?
Kalau kamu merasa nyeri di bagian kiri bawah perut atau rektum, itu bisa jadi sinyal tubuh kamu mengalami UC. Rasa sakit ini biasanya datang dan pergi tergantung tingkat keparahan peradangan. UC juga bisa menyebabkan rasa nyeri saat BAB, dan sensasi ‘pengen pup’ terus padahal isi perut udah kosong. Duh, ngga nyaman banget kan, Cantiks?
Kondisi ini bisa terbagi jadi beberapa jenis, seperti:
-
Proktitis: Peradangan di rektum, biasanya nyeri di bagian anus.
-
Kolitis sisi kiri: Peradangan menjalar dari rektum ke bagian kolon kiri, bikin sakit di bagian kiri perut.
-
Proktosigmoiditis: Gabungan keduanya, menyerang rektum dan kolon sigmoid.
Daisy Warner, salah satu pejuang UC, cerita kalau rasa nyerinya kayak kram terus-menerus di bawah pusar dan lebih dominan di sisi kiri perut. Bahkan, kadang dia bingung bedain antara nyeri haid atau UC!
Mungkin kamu pernah dengar Crohn’s Disease juga, nih. Meskipun sama-sama termasuk IBD, Crohn’s lebih sering menyerang bagian kanan bawah perut, beda dengan UC yang ‘ngendon’ di sebelah kiri.
UC bukan cuma bikin kamu kesakitan di perut aja, Cantiks. Dalam sebuah studi tahun 2020, orang dengan UC juga sering ngeluh nyeri punggung bawah, lutut, hingga persendian tangan. Bahkan, bisa juga muncul sariawan, iritasi mata, sampai masalah kulit. Gak heran kalau penderita UC juga sering ngerasa capek banget, padahal belum banyak aktivitas.
Dokter biasanya pakai prosedur seperti kolonoskopi atau sigmoidoskopi fleksibel buat lihat langsung kondisi usus besar. Bisa juga lewat tes darah, tes feses, atau biopsi jaringan usus. Diagnosis yang tepat bakal bantu kamu dapat penanganan yang maksimal.
Pengobatannya Gimana?
UC bisa diobati lewat kombinasi obat-obatan dan perubahan gaya hidup. Obat seperti:
-
Mesalamine (Pentasa) untuk kurangi peradangan
-
Steroid buat redain gejala parah
-
Biologis seperti Humira atau Remicade kalau kondisi sudah berat
Daisy sendiri pernah pakai Pentasa dan steroid, tapi hasilnya kurang maksimal. Akhirnya, dia coba ubah gaya hidup dan pola makan, serta perlahan-lahan stop obat-obatan berat. Sekarang dia juga rutin konsumsi yogurt probiotik buatan sendiri, plus suplemen alami seperti kalsium, zinc, magnesium, dan kunyit.
Kalau kamu punya UC, pola makan juga sangat berpengaruh, lho! Hindari makanan berlemak tinggi, alkohol, kopi, dan makanan pedas. Lebih baik makan dalam porsi kecil tapi sering, serta perbanyak air putih dan pertimbangkan konsumsi suplemen multivitamin.
Cantiks, jangan cuek sama sinyal dari tubuh kamu, ya! Kalau kamu sering ngalamin gejala seperti yang disebutkan di atas, jangan ragu buat konsultasi ke dokter. Makin cepat ditangani, makin besar peluang kamu buat tetap aktif dan sehat. Stay aware, stay fabulous!