Bisakah Asma pada Anak Diprediksi Sejak Dini? Ini Penjelasannya!
Selasa, 10 Jun 2025, 16:24 WIBJAKARTA, KUCANTIK.COM - Cantiks, kamu tahu nggak sih kalau satu dari setiap 10 anak di Amerika Serikat ternyata punya asma?
Penyakit kronis yang menyerang saluran pernapasan ini bisa banget memengaruhi hampir semua aspek kehidupan mereka. Bahkan, asma jadi salah satu alasan utama anak sering bolos sekolah dan juga penyebab rawat inap terbanyak di kalangan anak-anak, lho.
Tapi, kabar baiknya, ternyata asma bisa diprediksi, terutama sejak anak masih kecil banget!
Penelitian menunjukkan kalau punya riwayat keluarga yang juga menderita asma bisa meningkatkan risiko anak untuk mengalami hal serupa. Selain itu, tanda awal alergi seperti eksim (kulit kering, gatal, dan kemerahan) serta masalah hidung seperti pilek dan hidung tersumbat juga jadi alarm penting, seperti dilansir dari Medical Xpress.Â
Faktor lingkungan juga nggak kalah berpengaruh, ya, Cantiks. Paparan asap rokok, vape, polusi udara, bahkan suhu panas yang ekstrim bisa bikin risiko asma anak makin besar.
Bayi dan balita juga rentan banget kena infeksi pernapasan seperti rhinovirus, enterovirus, atau RSV. Kalau dokter sering mendengar suara mengiâsuara peluit halus saat bernapas waktu sakitâitu bisa jadi tanda awal yang wajib diwaspadai.
Nah, untuk memprediksi risiko asma, dokter biasanya pakai alat khusus, seperti Asthma Predictive Index (API) dan Pediatric Asthma Risk Score (PARS).
API dibuat berdasarkan studi ribuan anak yang didiagnosis asma sebelum usia 5 tahun. Misalnya, anak di bawah 3 tahun yang sudah pernah mengalami mengi sebanyak empat kali atau lebih, dan juga punya eksim atau orang tua dengan riwayat asma, kemungkinan besar bakal kena asma.
Kalau ada faktor lain seperti alergi makanan dengan gejala langsung (gatal, bengkak, muntah), jumlah sel darah putih eosinofil tinggi, atau mengi saat anak sehat (bukan karena flu atau infeksi), risikonya makin naik.
Sedangkan PARS, dikembangkan dari data anak-anak di Cincinnati, memberikan poin berdasarkan enam faktor risiko, seperti orang tua yang punya asma, eksim, riwayat mengi, hingga keturunan dan alergi. Skor ini membantu memprediksi kemungkinan anak mengalami asma di usia 7 tahun ke atas.
Jadi, Cantiks, anak yang punya alergi lebih rentan kena asma dibanding yang nggak. Kondisi seperti eksim, eosinophilic esophagitis, alergi makanan, dan rhinitis alergi bisa berkembang pelan-pelan dari bayi dan jadi tanda-tanda awal yang disebut "march" menuju asma. Makanya, penting banget dokter dan keluarga bekerja sama buat pantau gejala ini dengan seksama.
Kalau asma sudah didiagnosis lebih awal, pengobatan bisa segera diberikan supaya anak bisa tetap sehat dan aktif tanpa khawatir serangan asma yang tiba-tiba.
Pengobatan ini termasuk obat rutin yang harus diminum, serta perubahan gaya hidup yang membantu mengontrol gejala dan mencegah serangan. Semua itu bakal dirangkum dalam rencana aksi asma yang jelas, supaya siap sedia tahu langkah apa yang harus dilakukan saat gejala muncul.
Jadi, jangan remehkan tanda-tanda kecil ya, Cantiks. Deteksi dini bisa bikin hidup anak lebih nyaman dan bebas dari bahaya asma!
Redaktur: Nayla Shabrina
Penulis: Nayla Shabrina
PT. Berita Nusantara
© Copyright 2017 - 2025 Kucantik.Com ®
All rights reserved.