Parenting
Merantau Bukan Selalu Mandiri! Ini Alarm untuk Orang Tua yang Harus Segera Dibunyikan
YOGYAKARTA, KUCANTIK.COM - Hai, Cantiks! Pernah nggak sih kamu dengar cerita teman, atau bahkan mungkin merasakan sendiri, anak yang lebih betah jauh dari rumah? Merantau memang seringkali dianggap sebagai langkah menuju kemandirian. Tapi, hati-hati ya, Cantiks, kadang ada alasan lain yang lebih dalam kenapa anak memilih "kabur" dari rumah. Kita waspadai tanda-tandanya, yuk!
Ketika Rumah Tak Lagi Jadi Tempat Pulang yang Nyaman
Merantau itu seharusnya jadi petualangan seru untuk mengembangkan diri. Tapi, gimana kalau rumah justru terasa seperti penjara? Tempat di mana setiap suara dianggap salah, setiap pendapat dianggap melawan, dan setiap kesalahan dihukum tanpa ampun? Kalau ini yang terjadi, jangan heran kalau anak jadi lebih memilih diam, menyimpan semua perasaannya sendiri, dan akhirnya mencari "pelarian" di tempat lain.
Sebagai orang tua, bukankah seharusnya rumah itu jadi tempat paling aman dan nyaman buat anak bercerita? Kadang, mereka nggak butuh solusi instan kok, Cantiks. Mereka cuma butuh didengarkan tanpa dihakimi. Sayangnya, nggak sedikit anak yang justru lebih nyaman curhat sama teman karena di rumah mereka merasa dibungkam. Mereka jadi cuma cerita hal-hal yang "aman" didengar orang tua, padahal sebenarnya ada banyak hal yang mereka pendam.
Waspada Pola Asuh Otoriter
Mungkin niat orang tua baik, ingin melindungi anak dari bahaya dunia luar. Tapi, kalau kekhawatiran itu berlebihan dan berubah jadi pola asuh otoriter, di mana semua aturan harus dituruti tanpa kompromi, justru bisa jadi bumerang lho, Cantiks. Anak jadi merasa terikat, nggak bebas berekspresi dan mengambil keputusan sendiri. Nggak heran kalau banyak anak rantau yang justru merasa "merdeka" setelah jauh dari rumah, bisa bertindak dan bersuara tanpa takut dihakimi. Bahkan, ada yang berpikir, "Lebih baik minta maaf setelahnya daripada nggak diizinin sama sekali." Duh!
Pola asuh yang terlalu mengekang ini justru bisa menimbulkan masalah baru. Ada anak yang jadi terlalu bergantung pada orang tua, nggak bisa mengambil keputusan sendiri. Tapi ada juga yang malah jadi antiotoritas dan memberontak, meskipun mungkin pemberontakannya nggak terang-terangan, tapi lebih ke "perlawanan diam-diam" kayak melanggar aturan secara sembunyi-sembunyi atau berbohong. Dalam jangka panjang, ini bisa bikin anak tertekan dan nggak jujur sama orang tua.
Merantau Jadi "Zona Nyaman"
Nggak heran kalau tempat rantauan akhirnya jadi "zona nyaman" buat anak-anak yang merasa tertekan di rumah. Di sana, nggak ada tuntutan berlebihan, nggak ada tekanan, dan mereka bisa bebas bereksplorasi. Rindu rumah pasti ada, tapi terkadang rasa nyaman dan tenang di rantau lebih kuat daripada keinginan untuk pulang dan menghadapi potensi konflik.
Sebagai orang tua, penting banget nih buat kita bercermin. Jangan cuma merasa diri selalu benar dan anak selalu salah. Kalau anak lebih nyaman cerita sama teman daripada sama kita, itu tandanya ada yang salah dalam komunikasi di rumah. Coba deh, Cantiks, berikan anak ruang untuk berbicara, mengambil keputusan, dan belajar bertanggung jawab atas pilihannya. Jadilah tempat pulang yang aman dan nyaman buat mereka, bukan cuma tempat yang penuh perintah dan larangan. Rumah yang baik itu bukan cuma memerintah, tapi juga mendengarkan dan penuh kepercayaan. Setuju?