Keren! Terapi Imun Kini Bisa Singkirkan Operasi dan Kemoterapi bagi Pasien Kanker Tertentu

Senin, 12 Mei 2025, 11:36 WIB

JAKARTA, KUCANTIK.COM - Cantiks, bayangin kalau kamu divonis kanker dan bisa sembuh tanpa harus jalani operasi atau kemoterapi. Kedengarannya kayak mimpi, ya? Tapi berkat terobosan medis terbaru, ini bukan lagi sekadar harapan.

Maureen Sideris sedang dalam perjalanan menuju pesta pernikahan ketika ia menyadari ada yang salah. Sandwich yang sedang ia makan tiba-tiba sulit ditelan. Tak disangka, keluhan sederhana itu berujung pada diagnosis kanker gastroesofagus, jenis kanker yang menyerang saluran antara kerongkongan dan lambung. Tumornya bahkan sudah menyumbat sebagian esofagusnya.

Ket. Foto: — Sumber: Cancer Treatments Center of America

Biasanya, pengobatan standar untuk kanker jenis ini mencakup kemoterapi, radiasi, dan operasi besar yang bisa mengubah hidup seseorang secara drastis. Tapi Maureen, 71 tahun, beruntung jadi salah satu pasien pertama yang ikut dalam uji klinis revolusioner di Memorial Sloan Kettering Cancer Center, New York, seperti dilansir dari NBC News. 

Ia hanya menerima satu jenis pengobatan, imunoterapi. Dua tahun berlalu, dan Maureen masih dalam kondisi remisi alias bebas dari kanker. Tanpa operasi. Tanpa kemo. Tanpa radiasi.

Dokter Luis Diaz, kepala onkologi tumor padat di pusat kanker itu, menyebut hasil ini sebagai momen yang sangat menggembirakan. “Kamu bisa bilang ke pasien, ‘Kamu selesai. Kamu nggak butuh kemo, radiasi, atau operasi,’” katanya.

Tapi, Cantiks, nggak semua pasien bisa menikmati keajaiban ini. Terapi imun ini hanya efektif pada kanker yang memiliki mismatch repair deficiency (MMRd), sebuah mutasi genetik yang bikin sel kanker nggak bisa memperbaiki kerusakan DNA-nya sendiri. Hasilnya? Mutasi makin banyak dan justru jadi target empuk untuk sistem imun yang telah “dilatih” oleh obat imunoterapi.

Mutasi ini lebih sering muncul pada beberapa jenis kanker, seperti kanker endometrium (hingga 30%), ovarium (sekitar 16%), dan gastroesofagus (antara 8% hingga 22%). Sayangnya, secara keseluruhan hanya sekitar 1-2% kasus kanker yang punya mutasi ini.

Terlepas dari itu, hasil uji klinis ini luar biasa. Dalam studi tahap dua ini, 49 pasien kanker rektum (bagian akhir usus besar) yang semua memiliki MMRd, menjalani imunoterapi selama enam bulan. Hasilnya? Semua pasien merespons positif dan tak ada yang butuh perawatan lanjutan.

Studi juga diperluas ke 54 pasien dengan kanker lain, termasuk esofagus, endometrium, ginjal, saluran empedu, dan hati. Dari jumlah itu, 35 pasien atau sekitar 61% menunjukkan hasil lengkap, tumornya hilang total setelah imunoterapi saja.

Sideris termasuk yang paling awal menjalani metode ini untuk kanker non-kolorektal. Ia hanya perlu datang ke rumah sakit setiap tiga minggu sekali untuk menerima imunoterapi lewat infus berdurasi 45 menit. Meski mengalami efek samping berupa insufisiensi adrenal (kondisi di mana kelenjar adrenal kurang memproduksi hormon penting), ia tetap merasa sangat bersyukur. 

Namun, para ahli mengingatkan bahwa terapi ini belum bisa jadi solusi universal. Menurut Dr. Suneel Kamath dari Cleveland Clinic, ini belum bisa diterapkan untuk semua jenis kanker. Tapi bagi mereka yang memiliki MMRd, potensi kesembuhannya besar tanpa harus kehilangan organ atau mengalami efek samping berat dari kemoterapi dan radiasi.

Dokter Andrea Cercek, yang memimpin uji klinis ini, menyebut bahwa pendekatan ini sangat penting, terutama karena makin banyak anak muda yang didiagnosis kanker. Prosedur seperti operasi bisa berdampak besar pada kualitas hidup, dari kesuburan, fungsi seksual, hingga kontrol buang air besar.

Harapan besar pun muncul: terapi imun bisa menjadi pengobatan lini pertama untuk jenis kanker tertentu.

“Langkah selanjutnya adalah menjadikannya standar pengobatan,” tutup Dr. Diaz optimistis.

Cantiks, di tengah badai penyakit, selalu ada cahaya harapan. Inovasi seperti ini menunjukkan bahwa dunia medis terus bergerak, dan siapa tahu, kita suatu hari bisa sembuh tanpa harus kehilangan bagian tubuh atau menjalani terapi yang menyakitkan. Yuk, terus jaga kesehatan dan jangan lupa rutin cek ke dokter, ya!

Redaktur: Nayla Shabrina

Penulis: Nayla Shabrina

PT. Berita Nusantara
© Copyright 2017 - 2025 Kucantik.Com ®
All rights reserved.