Default Parent Syndrome Itu Nyata, Saatnya Tolak Budaya Patriarki dalam Keluarga

Rabu, 07 Mei 2025, 15:22 WIB

YOGYAKARTA, KUCANTIK.COM - Cantiks, sering merasa bahwa segala urusan anak dan rumah tangga itu otomatis jadi tanggung jawab utama kita, bahkan saat ada pasangan di samping? Ini dikenal sebagai Default Parent Syndrome (DPS), di mana satu orang tua (mayoritas Ibu) memikul beban pengasuhan dan tugas domestik secara utama.

Para pakar mengatakan, kondisi ini bukan hanya masalah personal, tapi gejala nyata dari budaya patriarki yang masih menempel dalam keluarga kita selama berabad-abad. Saatnya push back dan menolak budaya ini!

Ket. Foto: Seorang ibu ikut berdemo menolak budaya patriarki. Baginya, perempuan bukan properti. — Sumber: LPMDinamika/yds

Menurut penelitian dan pakar sosiologi keluarga, DPS adalah bukti bagaimana bias terhadap perempuan sebagai pengasuh utama masih mengakar kuat. Meski banyak Ayah sudah 'terlibat' atau 'membantu', ekspektasi sosial dan internal (kadang dari diri sendiri yang dibentuk budaya) masih menempatkan kamu sebagai 'koordinator default' dalam segala hal tentang anak.

Beban mental dan fisik ini tentu membuat kamu burnout, lelah kronis, dan bisa picu keretakan hubungan. Ini adalah konsekuensi langsung dari pengasuhan yang tidak seimbang akibat budaya patriarki.

Sosiolog Gender, Prof. Ratna Sari, menegaskan bahwa untuk mengatasi DPS, kita perlu secara sadar menolak budaya patriarki dalam rumah tangga.

"Mengakui DPS sebagai masalah sistemik akibat patriarki adalah langkah awal penting. Langkah selanjutnya adalah praktik nyata: membagi beban mental dan fisik pengasuhan serta tugas rumah tangga secara setara," jelas Prof. Ratna.

Menurutnya, menolak patriarki berarti melihat pengasuhan sebagai tanggung jawab bersama yang setara, bukan 'tugas Ibu' yang 'dibantu' Ayah. Ini butuh komitmen kedua belah pihak untuk challenge ekspektasi tradisional.

Default Parent Syndrome itu nyata, Cantiks, dan akarnya kuat di budaya patriarki. Namun, kamu memiliki pilihan untuk menolaknya demi kebaikan seluruh keluarga. Dengan komunikasi, komitmen, dan praktik pembagian peran yang adil, kamu dan Ayah bisa membangun keluarga yang setara, di mana pengasuhan adalah effort bersama, bukan beban satu orang.

Yuk, bersama-sama lawan patriarki di keluarga demi hubungan yang lebih sehat dan merata!

Redaktur: Yuniar Dwi Setiawati

Penulis: Yuniar Dwi Setiawati

PT. Berita Nusantara
© Copyright 2017 - 2025 Kucantik.Com ®
All rights reserved.