Anak Muda Rentan Hipertensi? Ini Penyebab dan Solusi Mencegahnya
Jum'at, 11 Jul 2025, 14:00 WIBJAKARTA, KUCANTIK.COM - Hipertensi menjadi salah satu silent killer yang perlu diwaspadai. Penyakit ini sering kali tidak menunjukkan gejala yang jelas hingga akhirnya menimbulkan komplikasi serius pada organ vital, terutama jantung.
Selama ini hipertensi atau tekanan darah tinggi kerap disebut sebagai penyakit orang tua.
Namun, data dan pengamatan terkini menunjukkan bahwa kasus hipertensi semakin banyak ditemukan pada kalangan usia muda, bahkan sejak usia 18 hingga 20 tahun.
Hipertensi merupakan kondisi meningkatnya tekanan darah, yang terdiri dari dua ukuran: sistolik dan diastolik. Seseorang dinyatakan mengidap hipertensi jika tekanan darah sistolik mencapai atau melebihi 140 mmHg, atau tekanan diastolik mencapai atau melebihi 90 mmHg.
Meski umumnya menyerang individu berusia di atas 40 tahun, kini banyak anak muda yang sudah menunjukkan tekanan darah tinggi saat dilakukan pemeriksaan rutin.
Lantas, apa penyebabnya?
Penyebab Hipertensi pada Usia Muda
Hipertensi di usia muda bisa muncul karena beberapa hal. Salah satunya adalah meningkatnya kesadaran untuk menjalani pemeriksaan kesehatan, sehingga kondisi ini lebih cepat terdeteksi.
Namun, secara umum, hipertensi terbagi menjadi dua jenis:
-
Hipertensi Primer (esensial):
Tidak diketahui penyebab pastinya, namun kerap dikaitkan dengan faktor genetik dan gaya hidup tidak sehat seperti konsumsi makanan tinggi garam, kurang aktivitas fisik, dan stres berlebihan. -
Hipertensi Sekunder:
Disebabkan oleh penyakit lain seperti gangguan ginjal, masalah hormonal pada kelenjar tiroid atau adrenal.
Beberapa laporan menyebutkan bahwa pola makan masa kini dan gaya hidup sedentari (minim aktivitas fisik) berperan besar dalam meningkatnya angka hipertensi di kalangan muda.
Siapa Saja yang Rentan?
Meski risikonya meningkat seiring usia, anak muda tidak sepenuhnya aman. Berikut data prevalensi hipertensi berdasarkan usia:
-
Usia 45â54 tahun: risiko meningkat 45%
-
Usia 55â65 tahun: risiko meningkat 55%
-
Usia 65â74 tahun: risiko meningkat 63%
-
Usia >70 tahun: risiko mencapai 69%
-
Usia 18â24 tahun: prevalensi 13%
-
Usia 34â40 tahun: prevalensi 30%
Gejala Hipertensi yang Harus Diwaspadai
Hipertensi disebut sebagai silent killer karena sering tidak menimbulkan gejala. Namun, beberapa tanda yang bisa muncul antara lain:
-
Sakit kepala berulang
-
Pusing
-
Pandangan kabur
-
Mudah lelah atau berdebar
-
Tekanan darah tinggi saat pemeriksaan acak
Dalam beberapa kasus, pasien baru mengetahui dirinya hipertensi setelah mengalami komplikasi.
Komplikasi Akibat Hipertensi
Jika tidak dikontrol, tekanan darah tinggi dapat merusak pembuluh darah dan organ-organ penting, seperti:
-
Otak: Stroke akibat pecahnya pembuluh darah
-
Mata: Retinopati hipertensif yang mengganggu penglihatan
-
Jantung: Serangan jantung dan gagal jantung
-
Ginjal: Gagal ginjal kronis akibat kerusakan fungsi ginjal
-
Kaki: Luka kronis hingga pembengkakan karena aliran darah terganggu
Cara Mencegah Hipertensi di Usia Muda
Pencegahan hipertensi harus dilakukan sejak dini melalui pola hidup sehat:
-
Diet DASH dan Kurangi Garam:
Batasi konsumsi garam maksimal 5 gram per hari, termasuk dalam makanan olahan. -
Konsumsi Makanan Seimbang:
Perbanyak sayur, buah, dan protein rendah lemak. Hindari lemak jenuh dan makanan cepat saji. -
Rutin Berolahraga:
Lakukan aktivitas fisik minimal 150 menit per minggu atau 30 menit per hari, lima hari seminggu. -
Kelola Stres dengan Baik:
Stres dapat mendorong kebiasaan buruk seperti merokok, makan berlebih, dan konsumsi alkohol. -
Pemeriksaan Kesehatan Berkala:
Lakukan medical check-up minimal setahun sekali, terutama jika ada riwayat keluarga dengan hipertensi, diabetes, atau penyakit jantung.
Perawatan untuk Penderita Hipertensi
Terdapat dua pendekatan utama:
-
Perawatan Farmakologis:
Penggunaan obat-obatan seperti ACE inhibitor, ARB, diuretik, dan beta-blocker sesuai anjuran dokter. -
Perawatan Non-Farmakologis:
Meliputi perubahan gaya hidup sehat, pengaturan pola makan, berhenti merokok, mengurangi alkohol, serta menurunkan berat badan.
Kapan Harus ke Dokter?
Segera periksakan diri jika mengalami gejala seperti pusing, sakit kepala terus-menerus, jantung berdebar, atau sesak dada. Jika memiliki faktor risiko keturunan, lakukan pemeriksaan meski belum ada keluhan.
Hipertensi menjadi penyakit yang berbahaya karena terkadang tidak menunjukkan gejala khusus. Apalagi kini kasusnya meningkat pada masyarakat berusia yang lebih muda.
Oleh karena itu, lebih baik melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala.
Pencegahan sejak dini menjadi kunci utama untuk menekan angka kejadian hipertensi di usia produktif. Pola hidup sehat, seperti diet seimbang, olahraga teratur, dan pengelolaan stres, sangat penting untuk pencegahan hipertensi di usia muda.
Redaktur: Fitrya A Kusumah
Penulis: Fitrya A Kusumah
PT. Berita Nusantara
© Copyright 2017 - 2025 Kucantik.Com ®
All rights reserved.