Di Balik Tragedi Juliana di Gunung Rinjani, Ini Kisah Perjuangan Hidup Pria Irlandia yang Nyaris Tewas di Titik yang Sama

Senin, 30 Jun 2025, 05:30 WIB

JAKARTA, KUCANTIK.COM - Gunung Rinjani kembali menjadi sorotan usai tragedi yang dialami Juliana, pendaki asal Brasil. Namun jauh sebelum itu, seorang pria Irlandia bernama Paul Farrell juga pernah mengalami momen menegangkan yang nyaris merenggut nyawanya di gunung yang sama.

Kejadian tersebut berlangsung pada Oktober 2024, ketika Farrell yang kala itu berusia 32 tahun tengah menaklukkan jalur ekstrem Gunung Rinjani, Nusa Tenggara Barat. Dalam perjalanan menuju puncak, dia terjatuh dari tebing curam dengan ketinggian sekitar 200 meter.

Ket. Foto: Pendaki asal Irlandia, Farrel Paul, jatuh di Gunung Rinjani, Lombok Timur, NTB, Rabu, 9 Oktober 2024. — Sumber: Polres Lombok Timur

Awalnya, pendakian terasa mudah baginya. Dia bahkan sempat menikmati suasana pagi dari base camp. Namun, medan menuju puncak berubah drastis, pasir vulkanik membuat setiap langkah terasa seperti mundur dua kali setelah maju sekali.

Farrell menceritakan saat-saat kritis yang mengubah hidupnya. Ketika hendak mengeluarkan kerikil dari sepatunya, dia melepaskan sarung tangan. 

Tanpa disangka, angin menerbangkan sarung tangan ke arah kawah. Saat mencoba mengambilnya, tanah tempatnya berlutut tiba-tiba ambruk.

Terjun Bebas dan Mode Bertahan Hidup Aktif

Dalam hitungan detik, Farrell terjerembap ke dalam jurang. Dia segera masuk ke mode bertahan hidup, mencoba menahan laju jatuh dengan kuku dan tangan, mencengkeram apapun yang bisa digapai.

“Saya tahu saya bisa mati kapan saja. Tapi saya tidak menyerah. Saya melihat sebuah batu besar dan mengarahkan tubuh saya ke sana,” ungkap Farrell.

Untungnya, usahanya berhasil. Farrell menghantam batu itu dan berhasil menghentikan lajunya. Meski penuh luka dan nyeri, Farrell masih sadar dan langsung menilai situasinya.

Luka Ringan Tapi Bahaya Mengintai

Berada sekitar 200 meter di bawah tebing, dia tahu posisinya masih sangat berisiko. Dia bisa tergelincir lagi kapan saja. 

Dalam kondisi itu, satu-satunya saksi mata adalah seorang perempuan asal Prancis yang bergegas kembali ke base camp untuk mencari pertolongan.

“Saya terjebak di sana sekitar lima hingga enam jam. Saya berteriak, berdoa, dan berharap ada keajaiban,” kenangnya.

Diselamatkan dari Jurang Maut

Tim pendaki profesional mencoba membuat tali darurat dari pakaian yang diikat sambung-menyambung, namun gagal. Beruntung, tim penyelamat yang sedang menangani kasus lain berada tak jauh dari lokasi. Lima jam setelah kejadian, mereka berhasil menarik Farrell ke tempat aman.

“Saat berhasil diselamatkan, saya merasa seperti diberi hidup kedua. Saya suka adrenalin, tapi pengalaman ini nyaris membuat saya berhenti total,” ujarnya.

Kisah Farrell menjadi pengingat akan bahaya yang mengintai para pendaki, serta kekuatan mental luar biasa yang bisa menjadi penyelamat di situasi paling genting.

Redaktur: Alfina Febriyana

Penulis: Alfina Febriyana

PT. Berita Nusantara
© Copyright 2017 - 2025 Kucantik.Com ®
All rights reserved.