10 Kesalahan Fatal Pendaki Gunung yang Sering Terjadi dan Cara Menghindarinya demi Keselamatan Nyawa!

Sabtu, 28 Jun 2025, 13:00 WIB

JAKARTA, KUCANTIK.COM - Mendaki gunung semakin populer sebagai aktivitas wisata alam di Indonesia. Selain menawarkan pemandangan spektakuler dan udara segar, kegiatan ini juga memberikan rasa pencapaian tersendiri ketika berhasil menaklukkan puncak.

Namun, di balik keindahannya, mendaki menyimpan risiko serius yang kerap kali luput dari perhatian, terutama karena kesalahan manusia yang sebenarnya dapat dicegah.

Ket. Foto: — Sumber: Freepik

Belakangan, sejumlah insiden pendakian terjadi bukan karena cuaca ekstrem atau medan berbahaya, melainkan akibat kelalaian dasar dari para pendaki sendiri.

Baik pemula maupun yang sudah berpengalaman disarankan untuk mewaspadai kesalahan-kesalahan umum ini demi keselamatan dan kelancaran pendakian.

Berikut ini adalah 10 kesalahan fatal yang sering dilakukan saat mendaki gunung, lengkap dengan cara menghindarinya:

  1. Meremehkan Persiapan Fisik dan Mental
    Banyak pendaki datang tanpa latihan memadai, mengira mendaki hanyalah sekadar berjalan di alam. Padahal, jalur terjal dan udara tipis membutuhkan ketahanan tubuh dan mental yang kuat. Persiapan minimal berupa latihan kardio, pernapasan, dan kebiasaan beraktivitas di alam sangat penting.

  2. Mengabaikan Kondisi Cuaca dan Jalur
    Nekat mendaki saat hujan deras atau tanpa mengetahui kondisi terkini jalur adalah kesalahan umum yang bisa berakibat fatal. Pendaki dianjurkan selalu mengecek prakiraan cuaca dan bertanya ke petugas basecamp sebelum naik.

  3. Tidak Memiliki Rencana Pendakian yang Jelas
    Mendaki tanpa estimasi waktu dan rencana rute membuat pendaki rawan tersesat atau kehabisan waktu di jalur. Waktu mulai, target tiap pos, lokasi istirahat, dan estimasi turun harus direncanakan matang.

  4. Tidak Membawa Perlengkapan Esensial
    Senter, jaket tahan air, jas hujan, serta P3K adalah perlengkapan dasar yang wajib dibawa. Ketiadaan perlengkapan ini di kondisi darurat dapat berdampak buruk.

  5. Mengabaikan Kebutuhan Energi dan Cairan Tubuh
    Pendaki sering lupa makan atau minum secara rutin. Padahal, kekurangan energi dan dehidrasi adalah penyebab umum kelelahan mendadak di gunung. Makanan ringan berenergi dan air minum harus dikonsumsi berkala.

  6. Terlalu Cepat atau Terlalu Lambat
    Melaju terlalu cepat membuat tubuh cepat lelah, sedangkan lambat dapat membuat pendaki terjebak malam atau terpisah dari rombongan. Ritme stabil dan istirahat teratur menjadi kunci.

  7. Mengabaikan Petunjuk dan Jalur Resmi
    Keluar jalur untuk mencari jalan pintas justru berisiko tinggi. Banyak pendaki tersesat karena tidak mengikuti penanda jalur atau nekat menyimpang dari rute resmi.

  8. Mendaki Sendirian Tanpa Pengalaman
    Solo hiking memang menawarkan ketenangan, tetapi sangat berbahaya jika dilakukan tanpa kemampuan navigasi dan perlengkapan darurat. Pendaki disarankan tidak mendaki sendiri jika belum memiliki pengalaman memadai.

  9. Mengabaikan Gejala AMS (Altitude Mountain Sickness)
    Penyakit ketinggian dapat menyerang siapa saja. Pusing, mual, dan sesak napas bisa menjadi tanda awal. Memaksa melanjutkan pendakian dalam kondisi ini sangat berbahaya.

  10. Tidak Menjaga Etika Terhadap Alam
    Kesalahan seperti membuang sampah sembarangan, merusak tumbuhan, atau berteriak di jalur pendakian bukan hanya mengganggu ekosistem, tapi juga mencerminkan kurangnya kesadaran sebagai pendaki.

Pendakian bukan ajang uji adrenalin semata, tapi sebuah perjalanan yang menuntut kesiapan, kesadaran, dan tanggung jawab.
Satu kelalaian kecil bisa berdampak besar.

Untuk itu, penting bagi setiap pendaki pemula maupun profesional untuk belajar dari kesalahan, memperhatikan keselamatan, dan menghormati alam.

Dengan begitu, pengalaman mendaki akan menjadi kenangan yang berkesan dan aman.

Redaktur: Fitrya A Kusumah

Penulis: Fitrya A Kusumah

PT. Berita Nusantara
© Copyright 2017 - 2025 Kucantik.Com ®
All rights reserved.