Misteri Malam Satu Suro: Sarat Akan Larangan Magis Masyarakat Jawa, Bagaimana Menurut Pandangan Islam?

Senin, 23 Jun 2025, 07:45 WIB

JAKARTA, KUCANTIK.COM - Malam satu Suro selalu datang dengan aura yang berbeda. Langit terasa lebih sunyi, dan langkah kaki masyarakat Jawa seolah melambat, dihantui larangan-larangan turun-temurun yang diwariskan sejak zaman nenek moyang. 

Tak boleh keluar rumah, tak boleh tertawa keras, bahkan tak boleh menikah. Semua dibungkus dalam satu keyakinan, malam ini bukan malam biasa.

Ket. Foto: Malam satu suro menurut pandangan Islam — Sumber: Freepik

Suro merupakan bulan pertama dalam penanggalan Jawa, sama dengan bulan Muharram dalam kalender Hijriah. Tahun Baru Jawa akan dimulai pada Jumat, 27 Juni 2025.

Dalam tradisi Jawa, malam 1 Suro diperingati pada malam sebelumnya, yaitu Kamis malam, 26 Juni 2025, setelah matahari terbenam. 

Namun, di balik cerita-cerita penuh nuansa mistis itu, muncul satu pertanyaan besar, benarkah Islam mengamini larangan-larangan tersebut?

Cantiks, simak penjelasannya!

1. Malam Satu Suro: Antara Mitos Jawa dan Perspektif Islam

Bagi masyarakat Jawa, malam satu Suro menjadi tanda pergantian tahun dalam kalender Hijriyah, masih penuh misteri. Tradisi turun-temurun disentuh dengan berbagai kepercayaan, hingga dilingkupi larangan-larangan magis. Tapi, sejauh mana pandangan Islam menanggapi semua ini?

2. Lima Larangan Populer saat Malam Satu Suro

Referensi dari jurnal dan buku budayawan mengungkap lima larangan yang digarisbawahi di beberapa desa Jawa, antara lain:

1. Tak boleh keluar rumah
Diyakini malam ini penuh makhluk halus, jadi orang menjaga diri di dalam.

2. Larangan berisik
Tradisi tapa bisu di Keraton Jogja menggambarkan penghormatan melalui keheningan.

3. Dilarang pesta atau hajatan
Anggapan tradisional melarang perayaan besar karena dianggap mengganggu kesakralan malam itu.

4. Jangan berkata kasar
Percaya jika ucapan buruk membawa malapetaka nyata. Maka, masyarakat dianjurkan “eling lan waspada” (ingat dan waspada).

5. Tidak membangun rumah
Pembangunan rumah dan renovasi malam itu dianggap mendatangkan sial, meski alasannya tak jelas.

3. Islam Menegaskan: Semua Hari Itu Baik

Menurut Buya Yahya (Al-Bahjah TV), dalam pandangan Islam, setiap hari adalah hari baik. Islam melarang suudzon (prasangka buruk) terhadap takdir Allah, termasuk mitos seputar malam satu Suro. 

Justru, Muharram adalah salah satu bulan mulia, termasuk sebagai salah satu dari empat bulan haram dalam Islam .

4. Hadits dan Dalil Keutamaan Muharram

Hadits riwayat Bukhari dan Muslim menyebut bulan Muharram termasuk bulan haram bersama Dzulqa'dah dan Dzulhijjah, yang mana umat Muslim dianjurkan memperbanyak amalan baik. Kitab ulama juga menegaskan agar waktu ini diisi dengan ibadah, bukan ketakutan.

5. Amalan Baik di Malam Satu Suro

Islam tidak melarang perayaan atau doa saat malam satu Suro. Malah, dianjurkan untuk:
- Membaca doa awal tahun Hijriyah (bisa diulang tiga kali), agar terhindar dari godaan dan memperoleh berkah.
- Memperbanyak shalawat dan dzikir, memulai tahun baru dengan hati bersih.

Larangan malam satu Suro yang kuat dalam budaya Jawa sebaiknya tidak dicampuradukkan dengan ajaran Islam. Islam memandang bulan Muharram sebagai waktu untuk amal baik, introspeksi, dan tanpa prasangka pada takdir. 

Jadikan malam itu sebagai pintu awal menuju keberkahan ya Cantiks!

Redaktur: Alfina Febriyana

Penulis: Alfina Febriyana

PT. Berita Nusantara
© Copyright 2017 - 2025 Kucantik.Com ®
All rights reserved.