Lifestyle

Senin, 09 Jun 2025, 10:35 WIB

Sindrom Patah Hati Bisa Mematikan! Pria Ternyata Lebih Berisiko dari Wanita, Ini Alasannya!

Sindrom Patah Hati Bisa Mematikan! Pria Ternyata Lebih Berisiko dari Wanita, Ini Alasannya!

Ket. Ilustrasi patah hati

Doc: Freepik

JAKARTA, KUCANTIK.COM - Sindrom patah hati bukan hanya istilah puitis ya Cantiks, sindrom ini nyata, dan bisa mematikan! Bahkan, menurut studi terbaru, pria justru berisiko dua kali lipat meninggal akibat kondisi langka ini dibanding wanita.

Hal ini terbukti dari kisah memilukan datang dari seorang pria 59 tahun di Beijing yang tiba-tiba merasakan nyeri dada dan sesak napas saat menjalani prosedur medis. 

Di balik wajah kuat yang ditunjukkannya di depan keluarga, ternyata dia menyimpan kecemasan mendalam soal kanker yang pernah dideritanya. 

Rasa takut dan tekanan emosional yang menumpuk akhirnya memicu serangan takotsubo cardiomyopathy, alias sindrom patah hati.

Apa Itu Sindrom Patah Hati?

Takotsubo Cardiomyopathy (TC) terjadi saat jantung kewalahan mengontrol hormon stres, menyebabkan ototnya membeku dan tak bisa memompa darah dengan baik. Gejalanya mirip serangan jantung, nyeri dada, jantung berdebar, hingga napas tersengal.

Walau 83 persen penderitanya adalah wanita, studi dari Journal of the American Heart Association justru mengungkap tingkat kematian pria mencapai 11,2 persen, dua kali lebih tinggi dari wanita! Kok bisa sih cantiks?

Kenapa Pria Lebih Rentan?

Menurut para ahli, pria cenderung melepaskan hormon stres katekolamin dalam jumlah lebih tinggi saat menghadapi tekanan berat. 

Hormon ini melumpuhkan jaringan jantung jika dilepaskan secara ekstrem. Sebaliknya, wanita dilindungi hormon estrogen yang membantu mengontrol lonjakan tersebut dan menjaga fungsi jantung tetap stabil.

Lebih mengejutkan lagi, banyak dokter menganggap sindrom ini hanya menyerang wanita. Akibatnya, diagnosis pada pria kerap terlambat, dan ini memperburuk kemungkinan bertahan hidup. 

Selain itu, pria seringkali enggan memeriksakan diri saat muncul gejala dan menganggapnya sebagai keluhan biasa yang akan hilang sendiri.

"Perbedaan risiko antara pria dan wanita sangat mencolok, dan ini seharusnya jadi alarm bagi dunia medis," kata Dr. Mohammad Reza Movahed dari University of Arizona.

Bisa Disembuhkan, Asal Cepat Ditangani

Jika terdeteksi sejak dini, sindrom patah hati bisa diatasi dengan obat-obatan. Fungsi jantung biasanya akan pulih sepenuhnya dalam hitungan minggu. 

Namun, jika terlambat, komplikasinya sangat serius seperti stroke, penggumpalan darah, gagal jantung, hingga kematian.

Para peneliti sepakat, studi lanjutan dengan data lebih lengkap sangat dibutuhkan untuk mengungkap secara pasti mengapa pria jauh lebih rentan.

Waspadai Gejalanya, Jangan Abaikan!

Nyeri dada tiba-tiba, jantung berdebar, dan sesak napas setelah stres emosional atau fisik berat harus dianggap sebagai kondisi darurat medis.

Jangan menunda atau mencoba mengobatinya sendiri. Segera cari pertolongan!

Dokter menyarankan untuk mengelola stres secara konsisten, misalnya melalui meditasi, olahraga, atau terapi, agar tidak menumpuk dan meledak menjadi masalah jantung serius.

Beri komentar, dan mulailah diskusi bersama kami
Tulisan Lainnya dari Alfina Febriyana
ARTIKEL TERKAIT