Jangan Anggap Remeh Nyeri Haid! Bisa Jadi Tanda Endometriosis Sejak Remaja
Selasa, 03 Jun 2025, 18:12 WIBJAKARTA, KUCANTIK.COM - Cantiks, kamu sering banget ngerasa kesakitan saat haid sampai harus bolos sekolah atau rebahan seharian?Â
Jangan-jangan itu bukan cuma haid biasa, loh! Bisa jadi itu adalah gejala endometriosis, sebuah kondisi yang ternyata bisa menyerang sejak usia remaja.
Selama ini, endometriosis sering dikaitkan dengan perempuan usia 30-an ke atas. Tapi ternyata, banyak juga yang baru terdiagnosis setelah bertahun-tahun merasakan nyeri, bahkan sejak masa sekolah menengah.
Endometriosis adalah kondisi ketika jaringan mirip lapisan rahim tumbuh di luar rahim, seperti di ovarium, saluran tuba, bahkan usus. Pertumbuhan jaringan ini bisa menyebabkan nyeri hebat, menstruasi berat, gangguan pencernaan, hingga masalah kesuburan.
Menurut penelitian, sekitar 11% perempuan usia 15â44 tahun di Amerika Serikat mengalami kondisi ini. Dan meski sering terabaikan, endometriosis di kalangan remaja sebenarnya cukup umum terjadi, seperti dilansir dari Medical News Today.Â
Sebuah ulasan ilmiah tahun 2020 mengungkap bahwa dari lebih dari 1.000 remaja perempuan dengan keluhan nyeri panggul, 64% di antaranya ternyata menderita endometriosis. Sayangnya, banyak dokter yang masih menganggap nyeri haid pada remaja sebagai hal normal, sehingga gejala ini sering kali tidak diselidiki lebih lanjut.
Padahal, mendeteksi endometriosis sejak dini bisa sangat membantu memperlambat perkembangan penyakit ini. Penelitian tahun 2015 mencatat bahwa dua dari tiga penderita endometriosis sudah mengalami gejala sejak remaja, tapi keluhan mereka sering diabaikan.
Waspadai Tanda-Tandanya
Gejala endometriosis memang mirip dengan gejala haid berat biasa, tapi ada beberapa tanda yang perlu kamu perhatikan:
-
Kram perut saat haid yang sangat menyakitkan
-
Haid lebih deras dari biasanya
-
Menstruasi tidak teratur
-
Nyeri saat buang air kecil atau BAB
-
Mual, sembelit, atau diare saat haid
-
Nyeri saat berhubungan intim (untuk yang sudah aktif secara seksual)
Jika kamu mengalami salah satu atau beberapa dari gejala ini secara rutin, jangan ragu ngobrol sama orang tua dan konsultasikan ke dokter, ya!
Cara Diagnosis dan Pengobatan
Dokter biasanya akan memulai pemeriksaan dengan tanya-jawab soal gejala yang kamu alami. Makanya, penting banget buat mencatat pola haid dan intensitas nyeri, baik di jurnal harian atau pakai aplikasi tracking.
Selanjutnya, dokter bisa melakukan pemeriksaan panggul, USG, atau bahkan MRI untuk melihat apakah ada kista atau jaringan abnormal. Kalau gejala mengarah ke endometriosis tapi belum terlihat jelas lewat hasil imaging, dokter bisa kasih terapi hormonal sebagai percobaan. Jika nyeri mereda, kemungkinan besar itu endometriosis.
Tapi satu-satunya cara pasti untuk mendiagnosisnya adalah lewat laparoskopi, prosedur bedah minim luka untuk melihat langsung dan mengambil sampel jaringan.
Kalau sudah terdiagnosis, pengobatan biasanya pakai pil KB hormonal atau IUD untuk mengatur hormon dan meredakan nyeri. Obat pereda nyeri seperti ibuprofen juga bisa bantu, tapi kadang nggak cukup untuk kasus yang parah. Dalam kondisi ekstrem, tindakan operasi bisa dipertimbangkan untuk mengangkat jaringan endometriosis.
Yang terpenting, jangan anggap remeh nyeri haid yang terlalu parah. Dengar tubuhmu, percaya sama instingmu, dan jangan ragu cari bantuan. Semakin cepat endometriosis terdeteksi, semakin cepat kamu bisa mengambil kendali atas kesehatan dan kualitas hidupmu.
So, Cantiks, kalau haidmu terasa ânggak normalâ, jangan tahan-tahan ya. Bisa jadi itu sinyal tubuhmu yang butuh didengar. Yuk, lebih peduli sama diri sendiri!
Redaktur: Nayla Shabrina
Penulis: Nayla Shabrina
PT. Berita Nusantara
© Copyright 2017 - 2025 Kucantik.Com ®
All rights reserved.