Sebelum Resign dari Kerjaan, Wajib Tanya Ini Dulu Biar Ga Nyesel!

Senin, 26 Mei 2025, 20:30 WIB

JAKARTA, KUCANTIK.COM - Fenomena Great Resignation, atau gelombang pengunduran diri besar-besaran, menjadi sorotan dunia dalam beberapa tahun terakhir.

Banyak pekerja memilih untuk berhenti dari pekerjaannya, baik karena merasa terjebak dalam lingkungan kerja yang tidak sehat, ingin mengejar mimpi pribadi, atau sekadar ingin rehat dari rutinitas yang melelahkan.

Ket. Foto: — Sumber: Freepik

Namun, sebelum kamu memutuskan untuk mengikuti tren ini, ada baiknya untuk berhenti sejenak dan mempertimbangkan dengan matang.

Dalam podcast WorkLife yang dipandu psikolog organisasi Adam Grant, disebutkan bahwa banyak orang justru menyesal setelah mengambil keputusan mengundurkan diri.

“The Great Resignation telah membebaskan banyak orang dari pekerjaan yang menyiksa dan atasan yang tidak suportif.

Namun, bagi sebagian lainnya, fenomena ini justru berubah menjadi The Great Regret,” ujar Adam Grant.

Adam juga mewawancarai Anthony C. Klotz, profesor manajemen dari Texas A&M University sekaligus pencetus istilah “The Great Resignation.”

Klotz menyampaikan bahwa tidak sedikit orang menyesal karena keputusan mereka tidak membawa perubahan yang diharapkan.

Grant pun mengutip penelitian psikologis besar yang mengikuti ribuan orang yang resign secara sukarela.

Hasilnya menunjukkan banyak dari mereka justru merasa kurang puas dengan pekerjaan baru, bahkan hingga lebih dari setahun setelah pindah.

Untuk menghindari penyesalan, ada tiga aspek penting yang perlu dipertimbangkan sebelum mengundurkan diri: Suara (Voice), Loyalitas (Loyalty), dan Alternatif (Alternatives).

  1. Suara: Apakah Cantiks Pernah Menyampaikan Keluhan atau Masukan?
    Jika ketidaknyamanan hanya terjadi di sebagian kecil pekerjaan (misalnya 20 persen), cobalah diskusikan dengan atasan atau HR. Klotz menyebut banyak perusahaan kini terbuka dengan job crafting, yaitu menyesuaikan pekerjaan supaya lebih cocok dengan minat dan kebutuhan karyawan. Jadi, sebelum buru-buru pindah, coba perbaiki dulu kondisi kerja yang ada.

  2. Loyalitas: Apakah Cantiks Masih Peduli pada Misi atau Rekan Kerja?
    Jika sudah menyampaikan keluhan tapi tidak ada perubahan, pikirkan seberapa besar keterikatan emosionalmu pada perusahaan. Apakah kamu masih bangga menjadi bagian organisasi itu? Apakah Cantiks masih peduli pada rekan kerja dan tujuan bersama? Jika jawabannya tidak, mungkin ini saatnya mempertimbangkan langkah selanjutnya dengan lebih serius.

  3. Alternatif: Sudahkah Cantiks Memiliki Pilihan yang Lebih Baik?
    Banyak orang berhenti tanpa punya rencana matang. Padahal, menurut Grant, keputusan yang tepat bukan hanya soal ingin keluar dari pekerjaan lama, tapi juga adanya ketertarikan kuat pada peluang baru yang lebih baik. Pastikan Cantiks punya opsi pekerjaan yang menarik, budaya kerja mendukung, atau kesempatan belajar yang luas. Jika belum, sebaiknya tunda dulu keputusan resign sampai ada arah yang jelas.

Menurut Klotz, peluang kerja alternatif kini semakin terbuka luas, mulai dari freelance, wirausaha kecil, hingga kerja online dengan jam fleksibel.

Ditambah, pandemi membuat banyak orang lebih hemat dan punya tabungan cukup untuk rehat sejenak.

“Banyak individu memilih untuk tidak kembali ke gaya hidup boros seperti sebelum pandemi. Mereka memutuskan ambil jeda karena merasa lelah atau ingin mencoba hal baru,” jelas Klotz.

Mengundurkan diri adalah keputusan besar yang tak boleh diambil terburu-buru. Tiga hal tadi, suara, loyalitas, dan alternatif, harus jadi bahan pertimbangan penting. 

Jangan sampai keputusan yang tampak membebaskan malah jadi beban baru. Luangkan waktu untuk berpikir jernih dan pastikan kamu melangkah dengan sadar, bukan cuma dorongan emosi sesaat.

Redaktur: Fitrya A Kusumah

Penulis: Fitrya A Kusumah

PT. Berita Nusantara
© Copyright 2017 - 2025 Kucantik.Com ®
All rights reserved.