Tes Kepribadian Bisa Bikin Pengobatan Bipolar Lebih Akurat? Studi Ini Buka Harapan Baru!

Rabu, 21 Mei 2025, 16:24 WIB

JAKARTA, KUCANTIK.COM - Cantiks, kalian pasti familiar dengan tes kepribadian yang suka muncul di internet, tapi siapa sangka, ternyata tes semacam itu bisa jadi kunci penting buat bikin pengobatan gangguan bipolar makin personal dan tepat sasaran!

Sebuah studi terbaru dari University of Michigan membuka babak baru dalam dunia kesehatan mental. Tim peneliti dari Heinz C. Prechter Bipolar Research Program menemukan bahwa kombinasi gaya kepribadian seseorang bisa jadi petunjuk penting untuk memprediksi seberapa besar risiko mereka mengalami episode depresi berulang atau kesulitan menjalani kehidupan sehari-hari.

Ket. Foto: — Sumber: Healthline

Buat Cantiks yang belum tahu, gangguan bipolar adalah kondisi kesehatan mental yang bikin seseorang mengalami perubahan suasana hati yang ekstrem, dari yang super bahagia (mania) sampai terpuruk banget (depresi). Nah, ternyata bukan cuma jenis pengobatan yang perlu disesuaikan, tapi juga pendekatannya, dan di sinilah tes kepribadian berperan.

Penelitian ini melibatkan lebih dari 2.500 orang dengan gangguan bipolar, yang mengikuti dua studi jangka panjang. Mereka mengisi tes kepribadian NEO PI-R, yang punya 240 pertanyaan mendalam tentang siapa diri mereka sebenarnya, seperti dilansir dari News Wise. 

Hasilnya? Gaya kepribadian tertentu terbukti punya peran besar dalam menentukan seberapa sering seseorang mengalami depresi, dan seberapa baik mereka bisa menjalani hidup. Gaya kepribadian ini dilihat berdasarkan kombinasi berbagai trait, bukan cuma satu atau dua sifat aja—jadi, hasilnya benar-benar personal banget.

Yang menarik, rasio antara gaya kepribadian yang bersifat "protektif" (bisa mengurangi risiko depresi) dan gaya yang "berisiko" (bisa meningkatkan risiko) ternyata sangat menentukan.

Salah satu temuan paling konsisten adalah tentang sifat neuroticism, alias kecenderungan buat overthinking, cemas, dan emosional. Gaya kepribadian yang mengandung nilai neurotik tinggi terbukti berkaitan erat dengan risiko depresi yang lebih tinggi. Sebaliknya, kalau skornya rendah, justru bisa jadi pelindung.

Tapi bukan cuma neurotik lho, Cantiks. Ada kombinasi gaya kepribadian lain yang juga berpengaruh, baik secara positif maupun negatif. Bahkan dalam kelompok kedua yang lebih besar (lebih dari 2.000 orang dalam studi STEP-BD), pola yang sama tetap muncul. Ini bikin para peneliti makin yakin kalau pendekatan ini bisa jadi alat bantu klinis yang kuat.

Dr. Kelly Ryan, neuropsikolog sekaligus penulis utama studi ini, bilang kalau temuan ini sangat menjanjikan. “Selama ini kita nggak tahu kenapa beberapa pasien bipolar lebih kuat dan cepat pulih dibanding yang lain. Sekarang, kita mulai melihat jawabannya bisa jadi ada di kepribadian mereka,” ujarnya.

Dan kabar baiknya, kepribadian bukan sesuatu yang 100% permanen. Lewat terapi atau coaching yang tepat, orang bisa mengembangkan sisi-sisi protektif dari kepribadiannya. Misalnya, seseorang yang punya skor rendah di “openness” bisa diajak menjelajahi hal-hal baru seperti seni atau alam, yang terbukti bisa memperkuat daya tahan mental.

Meski masih butuh waktu buat bisa dipakai di semua klinik, hasil riset ini jadi langkah penting menuju pengobatan gangguan bipolar yang lebih personal, bukan satu solusi untuk semua orang, tapi disesuaikan dengan siapa mereka sebenarnya.

Jadi, buat Cantiks yang pernah atau sedang berjuang dengan kesehatan mental, atau punya orang terdekat yang mengalaminya, ingat ini, siapa dirimu itu penting. Dan sekarang, ilmu pengetahuan mulai melihat ke arah yang sama.

Stay mindful, stay kind, Cantik!

Redaktur: Nayla Shabrina

Penulis: Nayla Shabrina

PT. Berita Nusantara
© Copyright 2017 - 2025 Kucantik.Com ®
All rights reserved.