Pikiranmu Selalu Waspada, Deg-degan, dan Takut Hal Buruk Terjadi? Bisa Jadi Kamu Mengalami Hypervigilance atau Hiperwaspada
Kamis, 15 Mei 2025, 10:35 WIBJAKARTA, KUCANTIK.COM â Hypervigilance atau hiperwaspada adalah kondisi di mana seseorang merasa selalu berjaga-jaga dan sangat waspada terhadap lingkungan sekitarnya. Kondisi ini biasanya disertai dengan perasaan cemas yang berlebihan dan perhatian yang tidak proporsional terhadap ancaman yang sebenarnya tidak signifikan atau bahkan tidak ada. Hypervigilance sering kali dikaitkan dengan gangguan kesehatan mental tertentu, seperti gangguan stres pasca-trauma (PTSD), kecemasan, dan gangguan bipolar, namun juga dapat muncul sebagai respons terhadap situasi tertentu.
Ciri-ciri Hypervigilance
Beberapa ciri utama dari hypervigilance meliputi:
- Merasa selalu waspada dan sulit rileks
- Mudah terkejut atau kaget
- Mengawasi lingkungan secara terus-menerus
- Merasa cemas tanpa sebab yang jelas
- Sulit tidur karena pikiran yang terus-menerus aktif
- Mengalami ketegangan otot dan kelelahan akibat ketegangan konstan
- Penghindaran situasi tertentu yang dianggap berbahaya
Penyebab dan Faktor Pemicu
Hypervigilance biasanya muncul sebagai respons terhadap pengalaman traumatis atau stres berat. Beberapa penyebab umum meliputi:
- Pengalaman kekerasan atau perang
- Kehilangan orang tercinta
- Pengalaman pelecehan atau kekerasan seksual
- Kondisi stres kronis
- Gangguan mental seperti PTSD dan gangguan kecemasan
Selain itu, faktor genetik dan lingkungan juga dapat berkontribusi terhadap kecenderungan seseorang mengalami hiperwaspada.
Dampak dari Hypervigilance
Kondisi ini dapat berdampak negatif terhadap kualitas hidup penderitanya, seperti:
- Mengurangi kemampuan untuk bersosialisasi dan berinteraksi secara normal
- Menurunkan kualitas tidur dan menyebabkan kelelahan kronis
- Meningkatkan risiko gangguan kesehatan mental lain
- Menurunkan produktivitas dan konsentrasi
- Menimbulkan perasaan takut dan cemas yang terus-menerus
Penanganan dan Pengelolaan
Mengatasi hypervigilance memerlukan pendekatan yang komprehensif, termasuk:
- Terapi psikologis: Terapi kognitif-perilaku (CBT) sering digunakan untuk membantu mengubah pola pikir yang menyebabkan hiperwaspada dan mengelola kecemasan.
- Pengobatan: Dalam beberapa kasus, dokter mungkin meresepkan obat anti-kecemasan atau antidepresan untuk membantu mengurangi gejala.
- Teknik relaksasi: Latihan pernapasan dalam, meditasi, dan mindfulness dapat membantu menenangkan pikiran dan tubuh.
- Pengelolaan stres: Mengidentifikasi dan mengurangi faktor stres serta mengadopsi gaya hidup sehat sangat penting.
- Dukungan sosial: Mendapatkan dukungan dari keluarga, teman, atau kelompok pendukung dapat membantu proses pemulihan.
Jika Cantiks atau orang terdekat mengalami gejala hiperwaspada yang berkepanjangan, sebaiknya berkonsultasi dengan profesional kesehatan mental untuk mendapatkan penanganan yang sesuai dan mendukung proses pemulihan. Dengan penanganan yang tepat, kondisi ini dapat dikendalikan sehingga individu dapat menjalani kehidupan yang lebih tenang dan berkualitas.
Redaktur: Nuraini Andriani
Penulis: Nuraini Andriani
PT. Berita Nusantara
© Copyright 2017 - 2025 Kucantik.Com ®
All rights reserved.