Waspada! Dampak Negatif Gorengan bagi Kesehatan dan Cara Menghindarinya

JAKARTA, KUCANTIK.COM - Gorengan memang menggoda dengan rasa yang renyah dan lezat. Namun, meski enak, makanan yang digoreng ternyata dapat membawa berbagai risiko kesehatan yang cukup serius. Mulai dari peningkatan berat badan hingga memicu penyakit jantung, diabetes, hingga kanker.

Mari simak dampak buruk mengonsumsi gorengan serta cara-cara untuk menghindari bahaya tersebut.

Dampak Buruk Makan Gorengan

1. Kelebihan Berat Badan
   Gorengan cenderung menyerap banyak minyak, meningkatkan kalori, dan lemak trans yang bisa menyebabkan kenaikan berat badan yang berisiko obesitas.

2. Penyakit Jantung
   Lemak trans dalam gorengan dapat meningkatkan kadar kolesterol dalam darah, yang berpotensi menyebabkan penyakit jantung dan stroke.

3. Diabetes Tipe 2
   Proses menggoreng meningkatkan kadar lemak dan kalori dalam makanan, yang bisa meningkatkan risiko terkena diabetes tipe 2, terutama pada anak-anak dan ibu hamil.

4. Meningkatkan Risiko Kanker
   Makanan bertepung yang digoreng, seperti kentang dan ayam tepung, mengandung zat akrilamida yang dapat berisiko menyebabkan kanker. Selain itu, lemak trans juga berkontribusi terhadap peradangan yang dapat memicu kanker.

Upaya Menghindari Bahaya Gorengan

1. Pilih Minyak yang Lebih Sehat
   Gantilah minyak goreng dengan pilihan yang lebih sehat, seperti minyak zaitun, kelapa, atau alpukat untuk mengurangi risiko bahaya. Hindari penggunaan minyak berulang kali.

2. Perhatikan Suhu Penggorengan
   Menggoreng dengan suhu yang tepat (176-190°C) membantu mengurangi penyerapan minyak dalam makanan dan mencegah pembentukan radikal bebas yang berbahaya.

3. Ganti dengan Cara Memasak Lain
   Alihkan cara memasak dengan memanggang atau menggunakan alat penggoreng tanpa minyak (air fryer) untuk mengurangi penggunaan minyak yang berlebihan.

4. Membuat Gorengan Sendiri
   Buat gorengan di rumah agar Anda bisa memilih bahan yang lebih sehat dan mengontrol jumlah minyak yang digunakan.

Meskipun makan gorengan tidak dilarang, penting untuk membatasi konsumsinya dan mengimbanginya dengan pola makan sehat. Jika Anda merasa khawatir dengan dampaknya pada kesehatan, berkonsultasilah dengan dokter untuk saran yang lebih tepat.