Kadin Desak Pemerintah Ambil Langkah Luar Biasa atasi Ancaman Tarif 32 Persen
Kamis, 10 Jul 2025, 13:17 WIBJAKARTA, KUCANTIK.COM - Wakil Ketua Produk Kreatif Kadin Daerah Istimewa Yogyakarta yang juga dikenal sebagai eksportir gerabah ke AS, Agus Imron, mendesak pemerintah mengambil langkah luar biasa menghadapi ancaman tarif perdagangan dari Amerika Serikat yang menetapkan 32 persen dan berpotensi tambahan 10 persen.
âIni bisa menentukan apakah surplus perdagangan kita bertahan atau malah defisit. Kalau defisit, kita makin sulit mencicil utang, belum lagi dampaknya ke perdagangan dan nilai tukar,â kata Agus Imron kepada awak media ini, Rabu (9/7).
Menurut dia, diplomasi perdagangan Indonesia terlalu lemah merespon pengenaan tarif 32 persen oleh pemerintahan Amerika Serikat, sementara kebijakan itu berimplikasi sangat berat bagi Indonesia.
Ia menilai tim negosiator Indonesia di bawah Menko Perekonomian, lobinyakalah jauh dibanding Vietnam yang akhirnya bisa dikenai tarif lebih kecil. Ia menyebut pendekatan diplomasi saat ini terlalu formal dan tidak cukup militan.
âHarusnya ada tekad untuk menuntaskan. Jangan seminggu di Washington lalu pulang lagi. Mereka seharusnya menunggu sampai berhasil dengan mengemukakan maksud dan tawaran RI secara aktif dan konkret,â jelasnya.
Dengan tarif yang lebih kecil bagi Vietnam, maka industri kerajinan dan furnitur Indonesia ke pasar AS akan makin berat bersaing.
Lebih lanjut, dia mengingatkan Pemerintah kalau tarif tinggi sebesar 32 persen yang dikenakan saat ini masih bersifat sementara, bisa saja ditambah. Apalagi, Presiden Trump dalam surat resminya ke Presiden RI, Prabowo Subianto menyatakan tarif tersebut âbelum sebandingâ dengan besarnya defisit perdagangan AS terhadap Indonesia.
âHal itu berarti peluang masih terbuka memperbesar tarif, apalagi setelah kita menyatakan ikut BRICS. Sedangkan, Trump sudah jelas mengancam akan mengenakan tambahan 10 persen bagi anggota BRICS,â katanya.
Agus juga mengingatkan bahwa dampak dari tarif itu bukan hanya soal nilai ekspor, tetapi juga akan menghapus surplus perdagangan Indonesia yang selama ini menjadi penyangga cadangan devisa. âKalau surplus kita cuma 2 miliar dollar AS dan itu pun sebagian karena transhipment, maka kita akan kekurangan devisa. Dampaknya bisa sistemik,â katanya.
Ia menyerukan agar Presiden segera mengirim delegasi khusus atau special envoy ke Washington untuk menegosiasikan persoalan tarif itu. Delegasi yang dikirim pun harus punya kualifikasi dan pengalaman yang hebat, jumlahnya tidak perlu terlalu banyak, cukup tiga diplomat senior yang paham konteks masalah.
âTugasnya satu, jangan pulang sebelum tanda tangan kesepakatan. Minta rapat tiap hari. Kita yang harus aktif, bukan menunggu,â kata Agus.
Indonesia jelasnya harus meniru Vietnam yang piawai melobi negara-negara besar dengan strategi negosiasi intensif dan keberanian bertahan sampai kesepakatan dicapai. âKalau hanya mengandalkan prosedur biasa, kita akan dilibas. Apalagi AS secara jelas memosisikan BRICS sebagai musuh karena dianggap mengancam kekuatan dollar AS. Maka kita juga harus realistis: ikut BRICS punya harga yang harus dibayar yakni dengan diplomasi tarif lebih cerdas dan lebih keras lagi,â pungkasnya.Â
Tidak Ada Kemajuan
Di waktu lain, Direktur Eksekutif Celios, Bhima Yudhisthira mengatakan dengan bergabungnya Indonesia ke BRICS, maka akan dikenakan tambahan 10 persen, sehingga bisa terkena tarif sampai 42 persen.
âInikan kan berarti tidak ada kemajuan dari sisi negosiasi sebelumnya, padahal para menteri sebelumnya sudah menyampaikan kalau sudah bernegosiasi secara optimal,â kata Bhima.
Celios jelasnya sudah menghitung dampak kalau pengenaan tarif 32 persen, maka output ekonomi RI akan turun 164 triliun rupiah, kemudian pendapatan tenaga kerja turun 52 triliun rupiah dan ekspor turun 105,9 triliun rupiah.
Kondisi tersebut mengakibatkan terjadinya penurunan serapan tenaga kerja 1,2 juta orang. âJadi, ini cukup signifikan dampaknya terhadap ekonomi Indonesia karena beberapa sektor padat karya masih bergantung pada AS seperti alas kaki, pakaian jadi dominan ke AS,âungkap Bhima.
Redaktur: Diapari S
Penulis: Diapari S
PT. Berita Nusantara
© Copyright 2017 - 2025 Kucantik.Com ®
All rights reserved.