Film 'Thunderbolts' Jadi New Avengers, Tim Rusuh Penuh Luka yang Siap Hancurkan MCU!

JAKARTA, KUCANTIK.COM - Kalau kamu salah satu yang sempat ngerasa Marvel udah kehilangan sentuhan magisnya, siap-siap terkejut. Film Thunderbolts, yang sempat bikin fans Marvel garuk-garuk kepala sejak diumumkan, ternyata jadi gebrakan tak terduga yang bisa dibilang paling menyegarkan dalam satu dekade terakhir di Marvel Cinematic Universe (MCU).

Disutradarai oleh Jake Schreier, Thunderbolts bukan cuma sekadar film anti-hero berisi karakter “sisa-sisa” yang nyaris dilupakan. Film ini justru berhasil mengguncang ekspektasi dengan menghadirkan tim paling rusuh, paling rusak, tapi juga paling real yang pernah MCU hadirkan. Mereka bukan pahlawan idaman, bukan pula nama-nama besar. Tapi justru karena itulah, mereka terasa... nyata.

Cantiks, tahu nggak? Di akhir film, akhirnya terkuak bahwa tim Thunderbolts ini sebenarnya adalah The New Avengers. Yep, kamu nggak salah baca!

Bukan Steve Rogers, bukan Tony Stark, tapi sekelompok “pecundang” penuh luka batin inilah yang kini jadi wajah baru Avengers. Rasanya kayak disodorin sesuatu yang nggak kita minta, tapi ternyata itulah yang selama ini kita butuhin.

Yelena Belova (Florence Pugh), John Walker (Wyatt Russell), Bucky Barnes (Sebastian Stan), Red Guardian (David Harbour), Ghost (Hannah John-Kamen), dan Bob (Lewis Pullman), bukanlah sosok ideal dalam buku panduan superhero. Mereka penuh trauma, kegagalan, dan rasa ingin menghilang dari dunia. Bahkan di awal film, vibe-nya tuh suram banget, seolah-olah mereka semua sedang berada di ambang kehancuran.

Tapi justru lewat luka-luka itu, kita diajak ngelihat sisi paling jujur dari superhero, mereka juga manusia. Ada yang menyimpan trauma masa kecil, ada yang merasa hidupnya nggak layak diselamatkan, ada pula yang mencoba menutupi rasa sakit dengan guyonan atau menghindari orang-orang terdekatnya.

Dan plot twist yang paling bikin mewek, alih-alih bertarung pakai kekuatan super atau teknologi canggih, para karakter ini akhirnya selamat dan menyelamatkan dunia lewat... pelukan. Iya, pelukan. Bukan yang cheesy, tapi tulus dan penuh makna. Karena kadang, hal paling manusiawi adalah saat kita berhenti melawan sendirian dan mulai mengizinkan orang lain membantu memikul beban.

Thunderbolts berhasil jadi film Marvel yang bukan cuma pamer CGI atau ledakan bombastis. Ia menyajikan eksplorasi mental health secara sensitif tapi tetap menghibur. Nggak preachy, tapi juga nggak asal-asalan.

Mulai dari rasa bersalah, kehilangan arah, sampai keinginan mengakhiri hidup, semuanya diramu dengan hati-hati. Dan meski disisipi banyak humor, film ini nggak pernah mengejek luka yang dirasakan karakter-karakternya.

Sosok Bob yang akhirnya menjadi Sentry dan melepaskan sisi gelapnya—Void—jadi metafora keren tentang kekosongan batin yang bisa mengancam segalanya jika tak dihadapi. Tapi alih-alih mengalahkannya dengan kekerasan, para Thunderbolts menunjukkan bahwa penerimaan, kepedulian, dan ikatan bisa jauh lebih ampuh.

Cantiks, kalau selama ini kita ngebandingin tim superhero kayak Avengers dengan keluarga, maka Thunderbolts ini lebih mirip sahabat-sahabat rusuh yang saling nyeret satu sama lain dari jurang. Mereka nggak dipilih karena kuat, tapi karena mereka nggak punya siapa-siapa selain satu sama lain. Itulah yang bikin mereka istimewa.

Mereka bukan Avengers yang kamu kenal, tapi mereka adalah Avengers yang kamu butuhkan, tim anti-hero yang membuktikan bahwa bahkan mereka yang paling rusak sekalipun masih bisa saling menyelamatkan dan membuat perbedaan.

Dengan gaya penceritaan yang jujur, gelap, tapi penuh harapan, Thunderbolts sukses keluar dari zona nyaman MCU dan membuka jalan bagi masa depan yang lebih berani. Dan jujur aja, Cantiks, kalau ke depan MCU berani terus kayak gini, kita siap banget ikut perjalanannya sampai akhir.

Gimana menurut kamu, Cantiks? Udah siap jatuh cinta sama tim rusuh paling jujur di MCU ini?