Pangeran Harry Berikan Pernyataan Kelam soal Diana dalam Wawancara BBC

JAKARTA, KUCANTIK.COM - Pangeran Harry kembali menarik perhatian publik usai menyampaikan sejumlah pernyataan mengejutkan dalam wawancara bersama BBC, termasuk komentar yang mengarah pada kematian ibunya, Putri Diana.

Wawancara ini berlangsung setelah Harry kalah dalam upaya banding terkait keputusan pemerintah Inggris yang tidak lagi memberinya pengamanan setingkat kerajaan sejak ia mundur dari tugas resmi dan pindah ke Amerika Serikat pada 2020. Dalam pernyataannya, Harry menyebut bahwa ia menemukan “beberapa orang ingin sejarah terulang kembali,” yang ia sebut sebagai hal yang “cukup kelam”. Pernyataan tersebut diduga kuat merujuk pada kecelakaan tragis yang menewaskan Putri Diana di Paris pada 1997.

Harry menegaskan bahwa ia layak mendapatkan perlakuan yang setara dengan mantan perdana menteri, yang tetap mendapatkan pengamanan meskipun tidak lagi menjabat. Ia menyebut pengabdiannya selama 35 tahun, termasuk dua kali penugasan ke Afghanistan, serta risiko yang dihadapi sejak lahir sebagai bagian dari keluarga kerajaan.

Saat masih menjalankan tugas resmi, biaya keamanan Harry ditanggung oleh negara. Namun kini, ia menyatakan bersedia membiayai perlindungan itu sendiri. Dalam sidang di Pengadilan Tinggi pada 2024, pengacaranya, Shaheed Fatima KC, menyebut bahwa nyawa Harry berada dalam ancaman, termasuk dari kelompok ekstremis seperti al-Qaeda. Dalam wawancara, Harry menambahkan bahwa “keamanan pribadi hanya mampu melindungi sampai batas tertentu.”

Pernyataannya tidak hanya berhenti di soal keamanan. Ia juga menyinggung hubungannya dengan ayahnya, Raja Charles, yang disebutnya enggan berbicara dengannya karena isu tersebut. “Aku ingin berdamai dengan keluargaku,” kata Harry. “Hidup ini berharga. Aku tidak tahu berapa lama lagi ayahku punya waktu, tapi akan menyenangkan jika kami bisa berdamai.”

Setelah kalah dalam kasus hukum dan diwajibkan membayar biaya hukum sebesar 1,5 juta pound, Harry menyebut bahwa ia tidak akan membawa keluarganya kembali ke Inggris, meskipun mengaku, “Aku rindu Inggris.”