Tiba-Tiba Ngerasa Pikun? Bedain Mana Pelupa Biasa dan Tanda Awal Demensia

Selasa, 29 Apr 2025, 17:45 WIB

JAKARTA, KUCANTIK.COM - Kamu pernah masuk kamar dan lupa ngapain? Baru kenalan sama orang, terus dalam hitungan detik udah nggak inget namanya? Atau, kamu panik karena lupa di mana parkir mobil, dan ternyata... HP kamu ada di kulkas?

Tenang, kamu nggak sendiri. Di usia tertentu, kita semua pasti pernah ngalamin kejadian-kejadian kayak gini. Tapi, pertanyaannya, ini cuma pelupa karena capek, atau justru tanda-tanda awal demensia?

Ket. Foto: — Sumber: Newsweek

Dilansir dari The Guardian, empat pakar kesehatan otak dan penuaan buka suara soal mana yang normal dan mana yang perlu kamu waspadai.

Menurut Professor Kaarin Anstey dari UNSW Ageing Futures Institute, seiring bertambahnya usia, otak kita memang jadi agak lambat dan gampang lupa, dan itu normal. Apalagi kalau lagi stres, kurang tidur, atau multitasking kebanyakan.

Kelupaan kayak “aduh, siapa ya nama aktor film itu?” atau nyari-nyari kunci padahal diselipin sendiri, itu masih wajar banget. Bahkan, kata neurolog dari Monash University, Prof Amy Brodtmann, banyak orang yang dulunya super produktif jadi frustrasi karena sekarang susah fokus dan suka nggak selesai ngerjain hal kecil. Tapi semua itu masih masuk kategori normal.

Kapan Harus Mulai Waspada?

Nah, masalah muncul kalau kelupaan mulai mengganggu kehidupan sehari-hari. Misalnya, kamu sering ninggalin kompor nyala semalaman, atau kran air mengalir terus sampai banjir. Itu bukan lagi pelupa biasa.

Dr. Michael Woodward dari Dementia Australia bilang, kalau kamu bolak-balik lupa di mana naro kunci, itu nggak apa-apa. Tapi kalau intensitasnya makin sering, dan lupa hal-hal penting seperti janji temu atau kejadian besar, kamu patut waspada.

Ada juga yang mulai susah ngomong karena kata-kata di otaknya kayak “acak-acakan”, alias word salad. Atau, kamu mulai bingung membedakan nama anak sendiri, dan lupa terus nama cucu-cucu kamu. Menurut Dr. Desmond Graham dari Geriatric Care Australia, itu bisa jadi alarm awal demensia.

Salah satu ciri khas Alzheimer adalah kehilangan orientasi arah. Kalau kamu mulai nyasar di tempat yang biasanya kamu hafal luar kepala, seperti jalan ke rumah sendiri atau ke supermarket langganan, itu nggak boleh disepelekan. Otak kamu harusnya udah punya “peta” tempat-tempat itu.

Hal yang juga cukup serius, kamu lupa kejadian emosional penting, seperti kematian orang terdekat. Kalau kamu dikasih tahu bahwa sahabat kamu meninggal dua hari lalu dan kamu benar-benar nggak inget, itu jadi sinyal bahaya.

Sering mengulang cerita dalam satu percakapan juga bisa jadi tanda awal. Misalnya kamu bilang, “Eh, kamu tau nggak, si John nanem bunga mawar di depan rumahnya,” dan beberapa menit kemudian cerita hal yang sama ke orang yang sama. Bukan cuma bikin orang bingung, tapi itu juga bisa jadi tanda ada yang nggak beres di otak.

Tenang, yang satu ini masih normal. Kata Prof Anstey, itu bisa jadi karena kamu terlalu banyak pikiran atau perhatian kamu terbagi. Bahkan orang dengan ADHD sering ngalamin hal kayak gini seumur hidup.

Ada banyak hal lain yang bisa bikin otak nge-lag, lho. Mulai dari stres, efek samping obat tidur atau penghilang nyeri, sampai “brain fog” pasca COVID. Bahkan, ibu-ibu muda yang kurang tidur juga bisa pelupa banget.

Kata para ahli, orang yang dari dulu memang pelupa belum tentu punya risiko lebih tinggi kena demensia. Tapi, justru bisa lebih susah ketahuan kalau mereka mulai masuk fase penurunan kognitif, karena dianggap “emang dari dulu juga gitu.”

Sebaliknya, orang yang biasa cerdas dan multitasking justru lebih cepat sadar ada yang berubah, meskipun tes kognitif belum tentu menunjukkan hasil signifikan.

Kabar baiknya, nggak semua orang yang punya gejala awal demensia akan benar-benar masuk fase demensia. Menurut Dr. Graham, hanya sekitar 10 persen yang progres ke tahap itu. Dan kalau dideteksi lebih awal, gaya hidup sehat seperti olahraga dan makan bergizi bisa banget menahan lajunya.

Jadi, kalau kamu (atau orang terdekatmu) mulai merasakan perubahan yang mencurigakan, langsung cek ke dokter, idealnya ke geriatri. Nggak usah takut dibilang “parno” duluan. Justru dengan waspada sejak dini, kamu bisa menjaga kualitas hidup lebih lama, girls!

Redaktur: Nayla Shabrina

Penulis: Nayla Shabrina

PT. Berita Nusantara
© Copyright 2017 - 2025 Kucantik.Com ®
All rights reserved.